Ada sedikit yang berbeda diawal tahun akademik 2013/2014, khususnya terkait kebijakan biaya masuk kuliah atau uang pangkal di perguruan tinggi negeri tanah air kita. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 55 Tahun 2013 terkait Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Perguruan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemberlakuan UKT untuk mahasiswa baru angkatan 2013 tidak akan dipungut biaya apapun diluar biaya UKT. Mahasiswa baru hanya membayar sama Biaya UKT selama 8 semester.Sebagian perguruan tinggi di Indonesia sudah memberlakukan UKT sejak penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2012, seperti Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Indonesia (UI). Universitas Padjadjaran baru memberlakukan Tarif UKT di tahun akademik 2013/2014.
Perbedaan pandangan dapat menjadikan UKT itu lebih murah maupun lebih mahal. Bagi mahasiswa golongan mampu, UKT mungkin saja lebih dapat terjangkau, Namun dari perspektif lain, UKT dapat terlihat lebih mahal dibanding sistem pembayaran dengan gabungan Dana Pengembangan (DP) dan SPP, khususnya bagi mahasiswa dengan perekonomian yang bisa dibilang lemah. Misalnya saja, jika mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dapat menyelesaikan kuliah dalam waktu rata rata lulus 8 semester (untuk S1). Maka total biaya kuliah dari Dana Pengembangan (DP) SMUP tahun 2012 sebesar  Rp. 8.000.000,- ditambah biaya SPP selama 8 semester (8 x Rp. 2.000.000,-) maka jumlahnya Rp. 24.000.000,- (termasuk biaya KKN, Wisuda yang sudah gratis). Jika Rp. 24.000.000,- kita bagi dalam 8 semester, maka rata-rata mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya harus membayar Rp. 3.000.000,-/Semester.
Biaya awal masuk kuliah memang dinilai lebih murah karena Dana Pengembangan dan SPP telah melebur dalam UKT, namun biaya kuliah per semester selanjutnya akan terlihat lebih mahal. Karena Dana Pengembangan (DP) dipukul rata untuk 8 semester tanpa memandang golongan ekonomi. Jika dibandingkan dengan fakultas lain di Universitas Padjadjaran, Biaya UKT di fakultas Geologi misalnya dikenai tariff Rp. 9.000.000,-/semester dan Fakultas Kedokteran Umum menjadi Rp. 13.000.000,-/semester. Sedangkan di Fakultas Ilmu Budaya dikenai tariff Rp. 5.000.000,-/semester.
Hal yang perlu dicatat dalam hal ini adalah pemberlakuan tariff UKT hanya untuk mahasiswa baru angkatan 2013 kebawah dan mahasiswa angkatan 2012 keatas tetap menggunakan sistem lama dengan DP diawal dan SPP Rp. 2.000.000,-/ semester untuk semua fakultas. Meski demikian, kita sebagai mahasiswa lama pun harus terus mengawal kebijakan UKT di Universitas Padjadjaran, karena pemberlakuan sistem UKT perlu bersifat tranparan kepada seluruh mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Dampak pemberlakuan sistem UKT pun dirasa sangat besar khusunya untuk mahasiswa fakultas Ilmu budaya. UKT membuat mahasiswa baru harus membaya uang kuliah menyerupai sistem kredit kendaraan atau mengangsur. Tentunya sistem pembayaran mengangsur akan mengakibatkan perguruan tinggi berkurang pendapatan, karena pendapatan tersebut baru akan terkumpul setelah 4 tahun. Tak ayal, dana kemahasiswaan akan berakibat merosot tajam. Namun disisi lain, pemberlakuan tariff UKT harus tetap berpedoman pada kemampuan finansial masing masing mahasiswa dalam membayar.
Padlun Fauzi – Menteri Kesejahteraan Mahasiswa Bidang Akademik & Profesi BEM Kema Unpad 2014
Data Referensi
http://www.unpad.ac.id/2013/03/mahasiswa-baru-unpad-membayar-uang-kuliah-tunggal-ukt/
http://www.unpad.ac.id/2013/05/tahun-ini-unpad-terapkan-ukt-pada-mahasiswa-baru/
http://kampus.okezone.com/read/2014/01/13/95/925646/problematika-uang-kuliah-tunggal-ukt
