Mohon tunggu...
Saprudin Padlil Syah
Saprudin Padlil Syah Mohon Tunggu... profesional -

Visit me on padlilsyah.wordpress.com I www.facebook.com/Padlil I\r\n@PadlilSyah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Spirit Ihrom dari Miqot

28 September 2014   09:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:13 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rukun pertama yang harus dilalui oleh jamaah haji adalah ihrom dari miqot (makani).

Ihrom adalah bentuk masdar (gerund) dari kata kerja Ahroma-yuhrimu, yang artinya mengharamkan. Dengan ihrom, seorang muslim mengharamkan beberapa hal yang sebelumnya halal. Mengharamkan bercumbu rayu antara suami-istri, menikah & menikahkan, memakai wangi-wangian, memakai minyak rambut, mencukur & mencabut rambut, berburu binatang dan memotong tanaman di tanah suci. Seorang yang berihrom, dengan penuh kesadaran dan keimanan bersedia menjauhi semua hal-hal tersebut demi satu tujuan; bertemu Allah.

Saat ihrom dari miqot tersebut, seseorang (laki-laki) harus menanggalkan pakaiannya, diganti dengan dua lembar kain tak berjahit.

Kenapa dengan pakaian? Pakaian alat untuk menutupi kekurangan seseorang. Pakaian adalah alat untuk menutupi kepribadian sang pemakai. Pakaian adalah media untuk menutupi karakter sang pemakai.

Pakaian adalah simbol pola, kesukaan, status, kehormatan dan kemuliaan. Pakaian membuat perbedaan antara para pemakainya (manusia). Perbedaan antara manusia melahirkan sebuah diskriminasi. Bahkan lahirlah konsep "aku" lebih dominan, bukan "kita". "Aku" digunakan dalam kontek "kelas ku", "suku ku", "bangsa ku", "kelompok ku" atau "keluarga ku". Bukan "aku" sebagai manusia.

Ihrom dari miqot mengajarkan kita dua hal: 1. Dalam hidup ini, Allah adalah lebih utama dan lebih penting dari apapun. Untuk Allah kita tentu dengan senang hati melakukan yang disukaiNya. Apalagi menjauhi yang Allah tidak sukai. 2. Allah mengingatkan manusia untuk memperlakukan sesamanya dengan baik. Memperlakukan manusia yang lain tidak berdasar warna kulit, kesukuan, kewarganegaraan, dan bahkan keyakinan.

Tidak sedikit jamaah haji yang tidak sadar dengan spirit Ihrom dari miqot ini. Banyak jamaah haji yang lupa dengan perintah Allah tentang hal ini. Di tempat suci 'rumah Allah', mereka tetap memakai pakaian kesombongan dan keangkuhannya. Di saat seharusnya 'bertemu Allah' mereka lebih senang bercengkrama dengan dunianya.

Kita? Semoga Allah melindungi kita!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun