Mohon tunggu...
Padlan PadilSimamora
Padlan PadilSimamora Mohon Tunggu... Sejarawan - Wadah dalam ber Amr ma'ruf nahi Munkar

خيرالناس انفعهم للناس

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Singkat Syekh Ahmad Daud Tuan Guru Nabundong

18 Agustus 2020   09:52 Diperbarui: 18 Agustus 2020   10:01 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tetapi ia tiba-tiba ia kembali sadarkan diri lalu bercerita bahwa ia telah Pergi Ke Mekah kepada seorang yang bernama Syekh Abdul Jalil Al-Mandily.ia belajar pada syekh itu kitab ibnu aqil, Syarqowi Tahrir , Shobban Malawy dan Tafsir Ibnu Kasir dan belajar pula pada tuan guru Mukhtar.

Demikianlah Pengalamannya selama sakit tujuh hari, yang tidak sadarkan diri itu dan ternyata setelah beliau melanjutkan pelajarannya ke Mekah pada Tuan Guru tersebut termasuk yang mengajarkannya di sana.

Pernah pula suatu kejadian aneh terjadi di Nabundong dimana pada musim kemarau panjang sungai Aek Nabundong kekeringan sehingga masyarakat meminta kepada beliau agar mendoakan kepada Tuhan semoga sungai tersebut tidak kering . tiba-tiba setelah di doakan air sungai itu pun menjadi besar padahal tidak turun hujan.

Dalam keadaan suluk pernah pula beliau dalam keadaan fana (tidak bergerak, tidak makan dan tidak pula minum) selama 14 hari beliau tetap duduk Tafakkur di dalam kelambunya.

Pernah juga kejadian tatkala istri pertamanya hanyut ketika menyebrangi sungai Aek si hapas pulang dari pecan orang-orang pada ramai mencarinya ke hilir termasuk para pedagang denganmembiarkan barang dagangannya tanpa dijaga nyataanya setelah mereka kembali dari pencarian itu tidak ada seorang pun yang kehilangan barangnya dalam peristiwa yang menggeparkan itu sang ibu yang telah berhitmah menemani hidup Ulama besar kita ini dengan tidak sempat tertolong ,ia menemui ajalnya.

Demikian Al-Mukarrom Syekh Ahmad Daud menghiasi hidupnya dengan bermakna dan penuh pengabdian dan dedikasi Ulama Besar dijamannya, Ulama Pewaris Nabi, membawa umat kejalan yang lurus yang di ridhoi Allah.

Pada hari Rabu 19 Maret 1981 beliau wafat sewaktu pulang berobat dari Medan; di tengah perjalanan menuju Nabundong, setelah menderita penyakit lumpuh  +  3 Minggu dan sebelum wafatnya beliau meninggalkan pesan yang isinya sebagai berikut:

Tetap menjaga sholat berjamaah pada awal waktunya

Tetap Mengembangkan fiqih dan tasawuf

Tetap melanjutkan Madrasah dan Suluk

Tetap diamalkan tawajuh berkhatam seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun