Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto Bicara Langkah Pemerintah Hadapi Dampak Perang Iran-Israel

16 April 2024   23:29 Diperbarui: 16 April 2024   23:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Indonesia terus memamntau situasi geopolitik Timur Tengah yang kian memamnas menyusul serangan ratusan drone dan misil Iran ke berbagai wilayah Israel. Meski secara jarak peristiwa tersebut relatif jauh, namun dampak yang ditimbulkan berskala global, karena yang terlibat secara langsung dan tidak adalah negara-negara berpengaruh di dunia. Itu belum berbicara negara-negara yang berada dan menjadi pendukung dari para pihak yang bertikai.

Sejumlah langkah antisipasi telah mulai dibahas oleh presiden Joko Widodo bersama para menterinya. Hal itu diketahui dari agenda rapat di Istana negara yang dihadiri sejumlah menteri-menteri ekonomi pada Selasa (16/4/2024).

Seperti disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang paling diharapkan oleh pemerintah Indonesia juga berbagai negara lain adalah, agar para pelaku mau melakukan deeskalasi dan menahan diri untuk tidak bertindak lebih jauh, karena sikap untuk tidak  melakukan pembalasan tidak akan menjadi solusi. Selain itu, upaya deeskalasi adalah sebagai cara terbaik, sebab jika yang dilakukan adalah sebaliknya maka itu berdampak langsung secara global, karena situasi tersebut praktis akan membuat lonjakan harga minyak di pasar global.

Itu belum berbicara tentang posisi  strategis selat Hormuz dan laut merah yang letaknya berdekatan dengan zona konflik. "Dua kawasan ini sangat penting bagi perekonomian dunia, karena kawasan itu dilalui tidak kurang dari 55 kapal minyak global, sehingga, jika kedua wilayah itu terimbas konflik yang ada, maka dapat dipastikan harga minyak dunia akan melonjak lagi, lantaran ongkos kirim menjadi naik, dan peningkatan freight cost  ini menjadi salah satu yg harus dimitigasi,"ujar Menko Airlangga.

Mitigasi tersebut menjadi aspek yang jadi perhatian pemerintah agar tidak berdampak kepada ekonomi dalam negeri. Meski di bidang lain, fundamental perekonomian Indonesia terbilang baik karena berhasil tumbuh solid 5%. Apalagi inflasi tercatat di angka 2,5 plus minus 1%.  Sedangkan untuk neraca perdagangan tetap mencatat surplus dengan total cadangan devisa ada di angka sekitar 136 miliar US dolar. 

Dari segi pasar keuangan, dolar index menguat di tengah rilis ekonomi amerika yg menguat kemudian eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian dan tentu yg harus dimitigasi adalah beralihnya aset ke safe haven, emas us dolar dan nikel alami kenaikan.  

"Tentu kita perlu melakukan berbagai kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak," ucap Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Untuk itu, dalam menghadapi gejolak ekonomi global, pemerintah Indonesia tetap fokus pada kebijakan yang mendukung sektor riil dan menstabilkan nilai tukar untuk mengurangi dampak terhadap impor, sambil juga mencatat manfaat bagi eksportir yang menerima lebih banyak devisa. "Pemerintah terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi dari investor dan juga memperkuat daya saing dan juga untuk menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Jadi kepastian-kepastian itu yang harus dijaga," tutupnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun