Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Speakers Summit G20 Airlangga Hartarto Tekankan Pentingnya Solidaritas Antar Negara

6 Oktober 2022   17:01 Diperbarui: 6 Oktober 2022   17:04 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Indonesia sejak awal telah menyadari bahwa krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya memerlukan kerjasama. Tema "Recover Together, Recover Stronger"  yang diusung untuk  Presidensi G20 yang disandang saat ini bukan sekedar himbauan belaka. Karena pemulihan terhadp krisis multidimensi dengan kerjasama erat menjadi sesuatu yang sangat relevan saat ini.

Seperti disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di forum   The 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit di Gedung  DPR RI, Rabu (5/10),  yang bisa dilakukan saat ini adalah kerjasama dan solidaritas sekaligus menekan ego, agar krisis yang terjadi tak mempersulit negara-negara di dunia dalam upayanya mempertahankan diri dari krisis yang sedang berlangsung.
 
"Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Kita menyebutnya sebagai 'perfect storm', yaitu krisis multidimensi yang cepat. Seperti, tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan," tegas  Airlangga Hartarto.

Dalam pertemuan yang dihadiri wakil anggota parlemen seluruh negara anggota G20 tersebut, Airlangga menyampaikan langkah-langkah yang telah diambil Indonesia yang bertumpu kepada aspek penyeimbangan pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan. Bentuk langkah dan kebijakan yang telah dilakukan antara lain dalam bentuk pelaksanaan transisi energi seperti co-firing PLTU dengan blue ammonia, carbon capture dan storage, serta financial model untuk untuk PLTU yang tidak efisien. Semua itu dengan satu tujuan utama yakni tercapainya target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Tak sekedar transisi, namun proses ke arah itu harus mengandung prinsip keadilan, berkelanjutan dan tercapai dengan harga layak untuk masyarakat.

Dengan komitmen dan program yang telah dijalankan tersebut, kini Indonesia menagih janji negara-negara maju yang semula telah sepakat akan menyediakan pendanaan dalam hal penanganan perubahan iklim USD100 miliar kepada negara-negara berkembang. Janji yang hingga saat ini belum kunjung terealisir.

Untuk itu, Indonesia juga menyadari kerjasama multilateral dalam platform seperti G20, PBB, WTO harus mampu bisa relevan terhadap situasi dunia saat ini. Forum-forum tersebut hingga saat ini masih bisa memainkan peran dalam menjaga sekaligus memastikan stabilitas internasional. Sedangkan untuk G20 saatnya mengambil peran lebih aktif untuk tetap bisa memainkan peran secara signifikan. "Sebagian besar konteks dalam concrete deliverables yang dibahas pada pertemuan-pertemuan working group dan engagement group telah disepakati. Satu-satunya masalah yang masih ada adalah geopolitik. Oleh karena itu, pertemuan Parliament 20 (P20) diharapkan dapat menyelesaikan masalah geopolitik yang tersebut," tegas Menko Airlangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun