Namun kini, Covid 19 memberi kita kesempatan memaknai rumah secara berbeda. Oleh fakta yang tidak terelakkan, rumah kini menjadi ruang dan sekaligus waktu (masa) di mana seluruh diri kita ditempatkan di sana.
Covid 19 secara tidak langsung telah menyadarkan kita bahwa selama ini kita semua adalah kaum tunawisma dalam kegelimangan tempat tinggal. Rumah hanyalah menjadi tempat berteduh, bukan tempat kehidupan.
Oleh covid 19, rumah dan semua yang di dalamnya kini menjadi istimewa oleh karena kita harus memusatkan seluruhnya kepada apa yang kita lakukan di dalam rumah. Kini rumah sesungguhnya bukan lagi diartikan locus, melainkan situasi, kondisi sine qua non bagi setiap orang. Rumah adalah syarat di mana kita harus menemukan diri kita demi menemukan orang lain.
Relasi dalam jaga jarak di dalam rumah saat ini melahirkan sebuah kebiasaan baru yakni aku untuk engkau, dan bukan sebaliknya. #DiRumahAja kini tidak diartikan sebagai pasifitas oleh kelangkaan sarana, malinkan sebuah situasi proaktif dengan sejuta inisiatif dan posibilitas bagi ikhtiar aku untuk engkau.