Misalnya, PR dari guru mapel vs PR dari guru kelas. Kecenderungan yang selama ini terjadi ialah, siswa akan lebih mendahulukan PR dari guru kelas atau wali kelas.
Lebih dari itu, sering pula dijumpai untaian PR yang sifatnya hanya sekadar pengulangan aspek kognitif tingkat rendah yang isinya sangat mudah dicomot dari internet.
Misalnya menghadirkan pertanyaan; Apa yang dimaksud dengan A? Sebutkan nama lain dari B! Jelaskan pengertian C!
Percayalah, PR semacam itu tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi siswa. Persoalan di atas bahkan bisa dijawab siswa tanpa perlu berpikir.
Ya, mereka hanya perlu panggil si Google Assistant dan meminta robot tersebut untuk mendikte jawaban. Segampang itu, kah? Hehehe
Dengan demikian, di sini juga diperlukan adanya peningkatan kompetensi mengajar guru yang salah satunya bisa dilakukan dengan menghadirkan PR yang "berkembang".
Karena kriteria penilaian sekarang meliputi nilai pengetahuan, keterampilan, sikap spiritual, dan sikap sosial, maka alangkah baiknya jika Pekerjaan Rumah yang diberikan kepada siswa mampu mewakili kriteria yang diinginkan. Caranya?
Tak perlu hadirkan belasan atau puluhan PR uraian melainkan ganti saja dengan tugas yang menekankan kegiatan unjuk kerja, tugas proyek, atau produk. Percaya atau tidak, pemberian tugas semacam ini bakal lebih komprehensif dibandingkan pemberian PR.
Semisal, guru meminta siswa secara individu untuk mengerjakan proyek perhitungan kebutuhan harian keluarga di rumah.
Nanti pada pelaksanaannya, aktivitas siswa sebenarnya tidak hanya menghitung berapa total pengeluaran harian melainkan juga sikap lain yang berbarengan dengan kegiatan tersebut.
Maksudnya begini; ketika siswa mulai menghitung berapa biaya makan di rumah dalam waktu 1 hari, minimal siswa tadi akan terlibat kegiatan membantu memasak, membelikan garam, menggiling cabai, hingga menyiapkan hidangan.
Lebih dari itu, bisa pula kita pernyatakan sikap sosial dan spiritual. Apakah siswa tadi makan bersama dengan keluarga? Bagaimana kesan makan bersama dibandingkan dengan makan sendiri? Apakah ada aktivitas cuci tangan kemudian berdoa sebelum makan?