Dirimu mungkin paham betul bagaimana storytelling ala Donald Duck melejitkan nama Disneyland. Atau, ada juga cerita  Wake Up The Devil Inside You 'ala Manchester United yang menyatukan sepak bola dan Manga demi membangun fans sepak bola di Tiongkok.
Cerita tersebut, selain mampu menyentuh emosi juga telah membangkitkan imajinasi audiens untuk take action.Â
Bayangkan ketika situasi yang sama diterapkan pada sebuah produk, kemudian kita sajikan win-win solution, maka si calon konsumen bakal merasa terpuaskan.
Maka dari itulah, dalam storytelling marketing ada 3 tahapan kunci yang meliputi perkenalan, konflik, dan closing. Sangat perlu bagi seorang pebisnis untuk mengenal audiens sebagai calon konsumen, juga sangat penting untuk menyelipkan pesan inti dari sebuah cerita.
Storytelling Marketing, Caraku Membangun Personal Branding dengan Pelanggan
Aku masihlah seorang pemula yang ikut terjun ke dunia bisnis. Serius! Belum genap satu tahun malahan.
Meski begitu, seringnya berinteraksi dengan banyak konsumen yang beragam profesi, tingkat pendidikan, hingga penghasilan telah membuatku mendapat segudang referensi untuk storytelling.
Ada semacam kecenderungan bahwa seorang konsumen atau pelanggan itu menyukai cerita yang datang dari diri pebisnis itu sendiri.
Entah itu kisah inspiratif, kisah perjuangan, pengalaman, serta beragam konflik kehidupan, masing-masing darinya bakal mengundang action.
Apakah dari gaya storytelling seperti itu aku bakal mendapat banyak closingan? Alhamdulillah. Terkadang jika ceritaku "ngena" di hati calon pelanggan, malah mereka duluan yang memintaku berkisah tentang produk jualan.
Hebatnya lagi, segenap storytelling marketing yang kusajikan perlahan-lahan mulai meningkatkan penjenamaan diriku sebagai seorang pebisnis.Â
Kepercayaan pelanggan terhadap produk meningkat dan hubungan silaturahmi antara pebisnis-pelanggan semakin erat.