Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

12 Keseruan Ramadan Masa Kecil Ini Sungguh Ngangenin, Generasi Z Mana Paham!

19 April 2021   23:05 Diperbarui: 21 April 2021   13:57 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan sewaktu kecil dan serunya mandi di siring lama-lama. Foto: Facebook Agus Setiawan

Ramadan jalan, puasa jalan, tapi tugas sekolah tak pernah ketinggalan. Semasa SD, guru agama di sekolah tak pernah lupa memberikan buku kegiatan Ramadan. Alhasil, selama sebulan penuh kita harus mengisi apa saja kegiatan ibadah yang kita lakukan dengan jujur.

Adapun suasana yang sungguh tak terlupa ialah ketika mendengar kultum Tarawih. Anak-anak bakal mendengar sebentar dengan fokus hingga didapatlah satu paragraf ringkasan ceramah. Setelahnya? Mari kita ribut-ribut dan ngerumpi lagi. Hahaha

Baru nanti setelah ceramah usai, kami bakal datang menemui penceramah seraya minta tanda tangan.

O ya, setelah gantian aku yang mengisi kultum jelang Tarawih, ternyata nikmatnya ditonton dan diserbu anak-anak yang mengisi buku kegiatan Ramadan itu benar-benar terasa lho. Ya, rasanya apa yang kita sampaikan itu didengar dan disimak dengan seksama. Ahay!

11. Tarawih Belum Usai, Malah Main Mercon Korek

Hahaha, suasana satu inilah yang paling bikin kesal jamaah seisi masjid. Kebiasaan yang sering kutemui saat Ramadan masa kecil ialah banyak anak-anak remaja yang sengaja bermain mercon korek di depan halaman masjid.

Mengapa mercon korek bukan mercon yang lain? Soalnya mercon korek lebih murah. Dengan Rp1.000 saja kita bisa mendapat 10-15 butir mercon korek. Sedangkan mercon gasing waktu itu harganya Rp1.000/pcs. Rugi kan kalo beli mercon gasing. Mana enggak pake meledak lagi!

12. Sahur Bertemankan Lampu Minyak

Nostalgia dengan lampu minyak. Udah lebih dari 20tahun umur si lampu ini. Wow! Dok. Ozy V. Alandika
Nostalgia dengan lampu minyak. Udah lebih dari 20tahun umur si lampu ini. Wow! Dok. Ozy V. Alandika

O ya, dulu sewaktu kecil aku bersama orangtua masih tinggal di pondok kayu. Pondok tersebut ada dua lantai dan kita bisa menaiki lantai dua menggunakan tangga dari bambu. Sedangkan lantai satu, apa isinya? Tiada lain ialah kayu kopi kering untuk memasak di dapur.

Karena sewaktu aku kecil listrik belum lama masuk, akhirnya desa kami sering mengalami mati lampu. Alhasil, ketika bulan Ramadan tiba kami sering sahur gelap-gelapan dan hanya ditemani oleh lampu minyak.

Waktu itu sejatinya masih ramai lampu strongking, tapi lampu strongking kami dipakai nenek yang menginap di pondok ladang aren. Alhasil, lampu minyaklah yang jadi penerang gelapnya pondok ketika sahur tiba.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun