Betul!
Kalau kita kembali bersandar pada taksonomi Bloom ranah kognitif, aku kira keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk pada tingkatan C4 (Analisis), C5 (Sintesis), dan C6 (Evaluasi), yang kemudian dikenal juga dengan keterampilan HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Wah, terdengar berat, kan? Eits, tunggu. Tunggu dulu. Kita sederhanakan saja aktivitas critical thinking ke dalam 8 konsep utama.
Pertama: Analisis
Aktivitas berpikir tingkat tinggi memerlukan penyelidikan terhadap suatu perkara maupun fenomena. Artinya, tidak asal simpul, tidak asal comot fakta. Fakta harus diurai dengan data, diseleksi, dan kalau perlu juga dipertentangkan. Siap-siap kepalamu berasap!
Kedua: Interpretasi
Sebuah fenomena butuh tanggapan, begitu pula dengan aktivitas pembelajaran di kelas virtual maupun kelas nyata. Bahwa sebuah teori dan kejadian perlu dihadirkan kesan, pendapat, tafsiran, hingga pandangan secara teoritis. Hal inilah yang akan membuat insight siswa dan guru meluas.
Ketiga: Inferensi
Setelah ditebarkan masalah, tentunya kita perlu menyimpulkan, bukan? Nah, benar. Segudang asumsi siswa yang hadir di ruang kelas perlu disimpulkan baik oleh guru maupun oleh siswa itu sendiri. Tapi...berdasarkan data, fakta, serta teori dong. Pasti seru bila belajar seperti ini.
Keempat: Evaluasi
Tidak jauh berbeda, seperti yang aku sampaikan tadi bahwa kegiatan berpikir tingkat tinggi mengharuskan seseorang bisa dan mampu membuat sebuah keputusan. Apakah dirinya akan pro, atau malah kontra, bergantung pada teori yang ia selami.
Kelima: Penjelasan
Dalam dunia pembelajaran, komunikasi adalah kunci. Kalau guru boleh sering berbicara di depan kelas, maka siswa juga harus sering-sering bicara.Â
Eh, tapi bukan ribut-ribut, ya! Maksudku, siswa perlu mengomunikasikan apa yang ia kritisi. Biar semakin seru mengulik sebuah fenomena.
Keenam: Pengaturan diri
Walaupun namanya critical thinking, bukan berarti semua masalah dan fenomena harus dikritisi dengan cara yang berlebihan, atau bahkan di luar kemampuan.Â
Seorang guru maupun siswa juga perlu mengatur dirinya, dalam artian meningkatkan insight sekaligus memperbaiki cara berpikir.