Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Jomlo Layak untuk Dibully?

19 Oktober 2020   21:21 Diperbarui: 19 Oktober 2020   21:30 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jomlo. Foto: Wokandapix dari Pixabay

Beda dengan perkara jodoh dan kapan nikah. Adalah pilihan bagi tiap-tiap jomlo tentang mau menikah dengan cara yang baik maupun cara yang tidak baik. Jodohnya barangkali sudah ketetapan, tapi soal jalan menjemput jodoh, itu menjadi hak para jomlo.

Maka dari itulah, berlaku hukum Allah (tertuang dalam Qur'an Surah An-Nuur: 23-26) bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik, sedangkan laki-laki keji hanya untuk perempuan keji.

Dalam artian, ketika kebaikan maupun keburukan yang diwujudkan oleh seorang jomlo ternyata hanyalah kesemuan belaka, maka secara otomatis, jodohnya nanti ialah perwujudan dari kesemuannya itu.

Maka dari itulah, tidak sedikit orang tua alias mereka yang sudah lama hidup berkeluarga sering berujar bahwa, "jangan buru-buru menikah, persiapkan secara matang."

Di sebalik pesan ini tertuanng pesan bahwa sejatinya diksi "jangan buru-buru" mengandung makna bahwa seorang jomlo jangan menikah karena desakan waktu, desakan umur, serta nafsu akan kecantikan maupun kegantengan.

Meski begitu, bukan berarti ada maksud mau menunda-nunda nikah, ya. Terlebih lagi kalau kita bercerita tentang pernikahan di zaman sekarang. Pengenalan terhadap pasangan menjadi hal yang sangat penting. Jangan sampai "kucing dalam karung" yang kita bawa ke pelaminan. Upss

Jomlo Layak Dibully Andai....

Benarkah jomlo layak untuk di-bully? Dalam kondisi dan situasi tertentu, menurutku boleh-boleh saja. Namun, bully yang dimaksud di sini adalah perundungan dalam hal yang positif, ya. Sederhananya, perundungan yang dihadirkan harus berbarengan dengan solusi.

Mengapa harus demikian? Setidaknya, hadirnya solusi atas "perundungan" bisa menepis sakit hati yang bisa saja dialami oleh sosok yang dirundungi.

Misalnya, Si A mau menasihati Si B agar cepat-cepat cari kerja dan jangan pilih-pilih. Ketika Si A hanya bisa berkoar-koar tanpa menghadirkan solusi, ketika itu pula dirinya telah menyiram bibit kejenuhan kepada Si B.

Beda kisahnya andai Si A memberi solusi dan alternatif seperti kucuran dana buka usaha, lowongan kerja, hingga kenalan yang ahli dalam bidang wirausaha. Jika boleh kubilang, inilah sebaik-baiknya nasihat. Walaupun bertajuk "perundungan" sekalipun.

Kukira, kisah ini sama persis tentang perjalanan dan perjuangan jomlo yang hendak menikah. Ya, semua jomlo di muka bumi pasti mau menikah, kan? Jika tidak, jangan-jangan mereka abnormal, lho. Dalam artian, ada setumpuk luka batin yang membuat kekesalannya berdarah-darah.

Nah, menurutku, ada 2 kondisi di mana seorang jomlo boleh untuk di-bully. Pertama, Si jomlo kurang serius untuk menuju ke jenjang penikahan. Dan Kedua, Si jomlo seakan-akan berusaha menunda pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun