Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Wahai Penonton, Jangan Galau Gara-gara KPAI, Kita yang Lebih Mengerti Kurikulum!"

10 Agustus 2020   06:52 Diperbarui: 10 Agustus 2020   07:10 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Alfred Derks dari Pixabay 

Rasanya, kita tak perlu terlalu bingung dengan keadaan hari ini. Kita juga tak perlu galau gara-gara Kurikulum Darurat melahirkan banyak opsi. Hadirnya opsi malah memungkinkan para guru untuk lebih fleksibel dalam mengajar.

Begitu pula dengan orang tua siswa. Sebagai "Penonton" aksi KPAI, kitalah yang sesungguhnya lebih mengerti dengan kurikulum. Mengapa kok begitu?

Sejenak, cobalah kita lihat rumah, kita amati keluarga. Tanpa kita sadari, keluarga beserta segenap lingkungannya adalah Kurikulum Pertama bagi anak-anak kita.

Bersama orang tua, anak telah belajar membaca, belajar berperilaku, serta belajar menjadi sosok yang berkarakter. Jadi, orang tualah yang pertama kali menciptakan Kurikulum.

Nah, orang tua saja sudah mampu menciptakan dan menjalankan Kurikulum Pertama, apalagi guru?

Di sekolah, guru yang paling mengerti apa-apa saja kebutuhan siswa, guru yang lebih paham seperti apa karakter mereka, dan guru pula yang lebih mengerti bagaimana sesungguhnya kondisi sekolah tempat mereka mengajar.

Foto oleh Akela Photography dari Pexels 
Foto oleh Akela Photography dari Pexels 

Dari sini saja, kita sudah boleh mempunyai anggapan bahwasannya akan lebih baik bila guru itu sendiri yang memilihkan kurikulum untuk siswanya. Terlebih lagi jika ada kolaborasi antara guru dan orang tua, kiranya kurikulum itu lebih bagus lagi.

Dan sayangnya, Bu Retno malah melemparkan kegelisahan bin kegalauan kepada para penonton. Padahal, seharusnya jangan begitu. Sebagai lembaga yang mengurusi hak-hak anak terutama di bidang pendidikan, KPAI sesungguhnya perlu memberikan pengertian dan pencerahan.

Seperti halnya Kurikulum Darurat yang baru saja diluncurkan ini, jangan langsung disalahkan hanya gara-gara tidak dijadikan alternatif. Selain karena kondisi hari ini yang sedang darurat dan pandemi, para juga juga perlu dibebaskan untuk memilih kurikulum yang terbaik sesuai kondisi.

Yang jelas, kemarin kita sudah menanti-nanti hadirnya Kurikulum Darurat. Bahkan ada sebagian orang yang sampai berkirim surat terbuka untuk Mas Menteri.

Artinya, jelaslah oleh kita tentang apa yang dibutuhkan hari ini, kan?

Seperti kata Kompasioner bang Bayu Samudra, mengingat situasi dan kondisi, saat ini harus ada dan memang diperlukan suatu Kurikulum Pendidikan Jarak Jauh. Kita jatuh, kita merangkak lagi. Dunia pendidikan kehilangan porosnya. Jalani dan Enjoy Aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun