Lucunya, ternyata Hap sejak dari dalam kandungan sudah berbakat jadi kiper. Hal ini terlihat saat ibunya Hap ikut "merusuh" dan menendang bola.
Selain itu, saat Hap masih bayi, ia pernah menendang bola mainan yang diberikan ayahnya hingga memecahkan kaca.
Belum selesai di sana, Hap juga selalu menunjukkan kepiawaiannya sebagai seorang kiper. Di manapun dan kapanpun, ia selalu berlagak macam kiper dan menggunakan sarung tangan.
Yang membuat saya berkesan adalah, selalu ada sosok ibu yang mendampingi Hap dalam berjuang dan mengejar cita-citanya.
Jika diamati secara tidak langsung, ini adalah salah satu strategi promosi Axis yang bernilai edukasi, meskipun momentumnya adalah bulan ramadan.
Terang saja, cuplikan iklan berupa kehadiran sosok orangtua yang terus menyemangati anaknya dalam menggapai cita-cita sangat kita butuhkan di hari ini. Anak-anak perlu terus dihadirkan nuansa-nuansa positif agar mereka semakin percaya diri.
Duhai Hap, Kita Tak Pernah Tahu Hikmah Dibalik Kegagalan
Melanjutkan dari iklan Hap yang pertama tadi, sangat disayangkan bahwa sosok Ali Mensan yang berperan sebagai Hap masih belum mampu menggapai cita-citanya untuk menjadi kiper profesional.
Ada kesan lucu di bagian akhir iklan terutama saat Hap malah di PHP oleh pelatih hingga disuruh jadi pemimpin suporter. Namun, inilah awal mula klimaks Hap untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Tibalah kita di adegan mewek.