Ini barulah narapidana saja, belum ditambahkan dengan kasus-kasus pencurian seperti yang saya ungkapkan di atas.
Kalaupun mau dijumlahkan, berarti makin banyak kasus kejahatan di bumi Indonesia ini. Masyarakat sudah khawatir dengan corona, tambah khawatir lagi gara-gara kelakuan pencuri dan narapidana.
Kenyataan ini mau tidak mau membuat segenap aparat keamanan di seluruh sudut bumi Indonesia kerja lebih keras. Mereka seakan kerja dua kali karena selain harus memantau orang-orang yang bandel, mereka juga harus memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Yang semakin membuat kita heran adalah perilaku para napi yang baru saja bebas dengan adanya program asimilasi. Bukannya senang dan taubat karena dibebaskan, ini malah berulah lagi. Sudah dikasih hati oleh Pak Yasonna Laoly, mereka malah menusuk-nusuk hati masyarakat.
Barangkali, memang benar kata orang kalau mantan penjahat ketika sudah keluar dari penjara yang mereka bisa lakukan adalah kembali berbuat kejahatan. Itu keahlian mereka, karena mereka juga lapar dan butuh makan.
Dibandingkan dengan hari-hari biasa sebelum wabah, agaknya gerak-gerik napi jadi lebih luwes terutama dengan memanfaatkan situasi "bagi fokus" para aparat keamanan yang cenderung lebih mengutamakan pencegahan dan penanganan corona.
Jadi, bisa dibayangkan jika napi-napi koruptor juga dibebaskan? Makin kacaulah negeri ini. polisi susah-payah menangkap, eh malah dilepas lagi oleh pemerintah.
Sebagai tindak lanjut dari kerusuhan yang dilakukan oleh para narapidana yang tak tahu terima kasih ini, Komnas HAM sudah mendesak pemerintah agar mencabut pemberian status asimilasi terhadap narapidana yang kembali berulah usai keluar dari penjara.
Selain itu, Komnas HAM melalui ketuanya, Ahmad Taufan Damanik juga menuntut agar pemerintah berkomitmen lebih untuk memberikan hukuman maksimal bagi napi yang melakukan kejahatan berulang.
Terakhir, Ahmad juga meminta agar mekanisme pengawasan ditingkatkan dengan melibatkan semua pihak, termasuk kepolisian dan stuktur pemerintahan paling bawah.
Pemerintah memang harus ger-cep alias gerak cepat untuk menangani para pencuri yang tak takut dengan corona ini. Meskipun Yasonna Laoly sebut kasus napi berulah hanya sedikit, tapi yang sedikit-sedikit inilah yang lebih berbahaya.