Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aku dan Bengkulu, Seakan Dikepung oleh Coronavirus

29 Maret 2020   22:15 Diperbarui: 30 Maret 2020   07:48 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Fatmawati, Bengkulu. bengkuluekspress.com

30 provinsi di seluruh Indonesia, itulah peta sebaran kasus positif coronavirus per tanggal 29 Maret 2020. Berarti, hanya bersisa 4 provinsi lagi yang masih bebas dari paparan coronavirus. Termasuklah di dalamnya provinsi Bengkulu.

Aku tinggal di kota Curup, yang berjarak 90 KM dari pusat kota Bengkulu dan tidak begitu jauh dari Gunung Kaba. Di sini cukup dingin, dan akhir-akhir ini lebih dingin. Bisa jadi efek sepinya masyarakat yang berlalu-lalang, atau lapisan Ozon di atas rumahku yang menebal.

Karena belum ada konfirmasi pasien terpapar coronavirus, daerahku cukup tenang. Petani tetap bekerja, dan sebagian besar pasar tetap beroperasi. Hanya saja, sesuai dengan perintah Gubernur, siswa-siswa dan para guru dipersilahkan meninggalkan sekolah untuk sementara.

Kami, dan kita semua memaklumi keputusan itu. Lagi-lagi tindakan pencegahan lebih diutamakan. Bukan hanya perkataanku, tapi juga nukilan dari kaidah Fiqh. Akan begitu sakit kiranya jika wabah ini datang dan kemudian merasuki banyak warga di Curup dan Bengkulu.

Kira-kira dua minggu yang lalu, sempat terdengar berita hoaxs yang berisikan informasi bahwa ada salah satu pejabat yang terpapar coronavirus. Curup tempatku tinggal gempar, kabupaten Kepahiang tempatku kerja pun ikut gempar.

Beruntung informasi itu hoaks dan pembenarannya adalah, pejabat tadi masih dalam pemantauan. Atau, yang hari ini lebih dikenal dengan sebutan ODP. Ya, jangankan masyarakat awam, aku pun tidak tahu dengan istilah-istilah baru semacam ini.

Wajar bila kemudian teman-teman seperjuangku yang bekerja sebagai petugas medis begitu berdebar. Grup kerja kami yang awalnya sepi, tiba-tiba ramai hanya untuk membahas berita hoaxs itu.

Tapi beruntung, pihak keamanan langsung mengonfirmasi berita angin tersebut dan melegakan warga Bengkulu seutuhnya. Kiranya bukan hanya aku dan kami warga Bengkulu yang mudah percaya dengan berita baru, tapi mayoritas penduduk Indonesia juga demikian.

Ibaratkan kita sedang menghembuskan balon, tiba-tiba ada seseorang yang menusuknya dengan jarum hinggalah balon itu meledak. Terkejut, kan? Tentu saja.

Dan beberapa hari ini, kabar-kabar angin masih terus berlalu-lalang dan hinggap di berbagai forum media sosial. Ada isu bahwa pasar-pasar di tempatku bermukim akan diblokade untuk sementara waktu. Tapi, lagi-lagi isu ini hoaks dan warga sekitar sudah keduluan panik.

Bagaimana tidak panik, Bengkulu sendiri seakan terkepung dengan pandemi coronavirus. Dari perbatasan di utara, ada Sumatera Barat. Di ujung selatan, ada Lampung. Di pucuk timur, ada Jambi dan Sumatera Selatan.

Semua batas-batas provinsi yang kusebut ini sudah mengonfirmasi bahwa ada paparan coronavirus yang mewabah. Biarpun hanya satu kasus, bila itu positif tetap saja ada kekhawatiran yang berarti.

Agak beruntung kiranya di sebelah Barat, Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Bayangkan bila batasnya langsung dengan negara Australia, maka gemetarlah rasa hati dan jiwa.

Syahdan, kami cukup tenang karena punya Gubernur yang cepat tanggap dalam menyikapi kepanikan. Terang saja, saat ini banyak himbauan dari mayoritas provinsi yang terpapar coronavirus untuk menghapus kata mudik dari keinginan terdepan para perantau.

Gara-gara itu, banyak pula muncul postingan di grup-grup media sosial yang menanyakan bagaimana jika di daerah Bengkulu tiba-tiba ada perantau yang baru tiba, dan bagaimana pula menyikapinya.

Pak Rohidin selaku Gubernur pun langsung menjawabnya dengan memperketat area-area perbatasan Bengkulu.

"Sudah kita bentuk satuan tugas terpadu yang beranggotakan tim lengkap, maka ini ada Danrem, ada Kapolda, termasuk petugas medis kesehatan, perhubungan, Satpol PP, kita ingin memastikan satu-persatu tanpa terkecuali semua kendaraan, Bus, semua kendaraan diperiksa dan penumpang diperiksa," kata gubernur, disela-sela kunjungannya ke RSUD Kabupaten Seluma, Sabtu (28/03/2020).

Agak lega batinku dan kawan-kawan setelah membaca tindak-tanduk orang nomor satu di Bengkulu ini. Semua pihak pemerintahan di provinsi Bengkulu sudah berjuang keras agar tidak ada paparan kasus coronavirus yang mengusik.

Tempat wisata sepi, resepsi sudah tidak boleh lagi, itu bukanlah aturan kebijakan yang harus kami debat dan goreng ke sana-sini. Di rumah saja, usahakan bekerja dari rumah, mayoritas masyarakat Bengkulu masih mampu untuk menjalankannya.

Walau sebenarnya, saudara-saudara yang berada di sekitaran Bengkulu cukup merinding dengan banyaknya peserta OPD yang terjaring hingga Minggu (29/03/2020).

"Ada 71 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 11 orang selesai pemantauan (sehat), 2 pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan 3 pasien yang meninggal dunia yang sebelumnya PDP dinyatakan negatif Covid-19," kata Herwan Antoni, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Dan kembali kita patut bersyukur hingga saat ini jumlah pasien positif coronavirus di Bengkulu masih nol. Semoga tidak ada yang masuk, dan semoga pula ujian Tuhan ini segera berakhir. Karena kita sama-sama mau menyambut bulan Ramadhan dengan penuh sukacita.

Yang jelas, masyarakat Bengkulu terus berjuang dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus. Teman-teman saya sendiri, khususnya para penjahit sudah banyak yang membuat masker. Sebagian untuk dibagi-bagikan, sebagian lagi untuk persiapan dan perlindungan diri.

Tidak berhenti di sana, mayoritas petugas medis yang pernah satu lokasi pelatihan dengan saya pun terus bergiat melindungi warga desa. Tampak dari snap WA, mereka yang berdinas di Puskesmas desa ini berkeliling menyemprotkan desinfektan ke sudut-sudut rumah warga.

Walaupun desa itu masih bisa dibilang "aman", tapi semua dari kita tentu ingin berbuat lebih, kan? tentu saja, apalagi jika ini berbicara soal keamanan dan kemaslahatan warga.

Akhirnya, biarlah sejenak kota kami tercinta ini dilanda sepi dan kesepian, begitu pula dengan provinsi lainnya.

Terpenting, dukung sepenuhnya program pemerintah untuk memutuskan tali-tali corona dengan mulai mendoakan, WFH, #dirumahAja, serta selalu menjaga kesehatan.

Salam.

Curup, 29 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun