Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peringatan HGN adalah Hari Bahagianya Guru Selain Naik Gaji

25 November 2019   19:19 Diperbarui: 25 November 2019   21:57 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekan-rekan guru kabupaten Kepahiang seusai upacara HGN di lapangan desa Air Sempiang 25/11/2019. (Foto dari grup Whatsapp CPNS Kepahiang)

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku

Jika kita sejenak menyanyikan lagu tentang guru secara lantang dan menjiwai, rasanya badan ini gemetar karena teringat dengan jasa-jasa guru. Apalagi guru? Saat seorang guru mendengarkan lagu tentang guru dengan hikmat saja sudah terbayang dengan murid-muridnya.

Terlebih jika guru itu sudah senior. Terbayang murid yang dulunya nakal namun hari ini sudah jadi orang sukses. Terbayang murid yang dulunya nakal, tapi ternyata hari ini masih nakal. Dan terbayang begitu tebalnya RPP yang bulan januari 2020 harus dicetak lagi. Haha

HGN Adalah Hari Bahagianya Guru

Kebun Teh Kabawetan Kepahiang, salah satu destinasi wisata yang dilintasi guru sebelum menuju lapangan upacara HGN. (okezone.com)
Kebun Teh Kabawetan Kepahiang, salah satu destinasi wisata yang dilintasi guru sebelum menuju lapangan upacara HGN. (okezone.com)
Selamat hari guru untuk semua guru di Indonesia. Hari ini hari bahagia kita. Hari bersua dengan rekan-rekan lama, tertawa bersama, dan heboh bersama dalam satu lapangan upacara. Upps, sebelum dan sesudah upacara ya, karena saat upacara harus hikmat. Hoho

Kebetulan saya dan rekan-rekan guru melaksanakan upacara di lapangan yang baru, tepatnya di dekat tebing dataran tinggi kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Untuk menuju kesana kami harus menempuh jarak yang cukup jauh.

Walau demikian, pemandangan indah seperti kebun teh dan pepohonan yang tertutup kabut begitu melegakan hati serta menendang capek hingga keluar kabupaten, karena begitu bahagianya.

Bagaimana tidak, selain penasaran dengan lokasi upacara peringatan HGN yang baru, para guru juga masih tersipu dengan pidato nan menusuk kalbu ala Nadiem Makarim. Bahkan, saya yang baru tiba di lokasi upacara tidak sadar bahwa sepatu PDH ini sudah kecoklatan karena comberan.

Terang saja, sebelum dan sesudah fajar menyingsing hujan terus turun. Karena tak ada tisu dan warung, sekonyong-konyong saya langsung membersihkan sepatu dengan sarung tangan. Haha

Setelah sampai di lapangan, saya berjumpa rekan-rekan guru. Begitu rindu rasanya, padahal baru sekitar 2 minggu tidak bertemu setelah kemarin Latsar CPNS. Diam sejenak, eh ada Ujang dan Ucin yang melambai-lambai sembari meminta bagian honor nulis. Haha

Mereka tersipu malu sekalian bahagia karena kisah mereka saya viralkan dalam cerpen "Ini Cinta Lokasi atau Pemaksaan Rasa?" Hehe, sekadar cerpen dengan alur tak jelas, tapi tak mengapalah.

Belum selesai di sana, rekan-rekan guru lalu melanjutkan sesi foto-foto dan obrolan manis sembari menanti upacara HGN. Sedikitpun tak ada duka yang terlihat. Saya tatap semua wajah guru begitu berbinar bahagia, padahal hari ini akhir bulan dan gaji juga tak bertambah.

Tidak hanya PNS, para guru kontrak, swasta dan honorer pula menyatu dan membaur. Hari guru bukan berkisah tentang naik pangkat, jabatan, dan golongan melainkan tentang pengalaman serta kesan manis saat guru sedang mengajar.

Begitu pula saat selesai upacara, guru tak menunjukkan rasa lelah dan keluh. Beruntungnya, Kepahiang diselimuti mendung yang menghangatkan. Tidak capek, tidak ngantuk, tidak keringatan, tapi kelaparan. Haha.

Bahagianya Guru Tidak Melulu Tentang Naik Gaji

Saat terlihat kalender, ingat gaji. Saat ditagih arisan, ingat gaji. Saat mau beli ayam dan kondangan, ingat gaji. Bahkan, saat bercerita dan akhirnya buntu topik, teringatlah dengan gaji.

Dan jika suatu hari ada pesan grup whatsapp yang berjudul "Gaji tahun 2020 naik 5%", guru tambah semangat membukanya, walaupun hasilnya hanya gambar monyet sedang sikat gigi. Haha

Uniknya, itu hanyalah pesan lama yang kembali diviralkan namun masih saja penasaran. Dan jika memang akan benar-benar naik, maka akan sangat bahagialah guru-guru di Indonesia.

Tapi hari ini bahagianya guru tidak melulu tentang gaji dan kapan naiknya. Hari guru juga membahagiakan, bahkan menggembirakan.

Guru-guru hari ini ada yang diberi hadiah coklat, karangan bunga, boneka, bahkan kue oleh siswa. Ada pula yang diberikan baju, kopiah, dan jam baru. Selain itu, siswa-siswi yang kreatif sudah merakit video animasi, puisi menusuk hati, dan karya serupa tentang hari guru.

Bagaimana guru tidak bahagia, itu semua gratis loh! Hehehe.

Tapi alangkah subjektifnya kebahagiaan itu jika diukur hanya dengan hadiah. Guru yang mengajar di sekolah elite mungkin akan dapat banyak hadiah dari siswa, tapi guru yang mengajar di pelosok? Jangankan mengharapkan hadiah, siswanya mau datang ke sekolah saja guru sudah sangat senang.

Maka darinya, kebahagiaan hakiki guru adalah ketika mereka melihat dan mendengar kabar bahwa muridnya dahulu (pintar, pendiam, sering bolos, nakal, super) hari ini sudah jadi orang sukses.

Guru Harus Selalu Kompak

 

Rekan-rekan guru saat kunjungan ke rumah Pak Hendro seusai upacara HGN. (Foto dari grup whatsapp CPNS Kepahiang)
Rekan-rekan guru saat kunjungan ke rumah Pak Hendro seusai upacara HGN. (Foto dari grup whatsapp CPNS Kepahiang)
Guru tidak melulu hanya memerintahkan siswa agar kompak, melainkan gurunya juga harus kompak. Hebatnya, guru-guru yang kompak sejatinya lahir dari sarjana-sarjana yang memiliki integritas dan keperdulian yang tinggi.

Beruntungnya, ini ditunjukkan oleh rekan-rekan guru Kepahiang. Setelah usai upacara HGN, rekan-rekan guru satu per satu segera berkunjung ke rumah Pak Hendro yang mengalami musibah kecelakaan sehari sebelum hari guru.

Saya yang sejatinya datang belakangan begitu takjub melihat rumah Pak Hendro sudah penuh dengan guru-guru satu angkatan. Mereka sungguh hebat, karena rela bersusah payah menempuh perjalanan yang cukup jauh demi peduli sesama.

Tidak butuh pengumuman dengan huruf kapital di grup WA, mereka sudah punya inisiasi masing-masing. Hal-hal kecil seperti ini semakin membuat kita bangga menjadi guru.

Semoga kekompakan rekan-rekan guru terus terjaga sampai di ujung hayat. Susah senang bersama, senang susah sama-sama.

Jika tiang bendera tumbang mari kita dirikan bersama. Jika pendidikan ini mandek mari kita dorong bersama. Semuanya, agar kita tetap bahagia dan maju bersama-sama.

Salam. Selamat Hari Guru
Kepahiang, 25 November 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun