Berbicara mengenai prestasi atau capaian selama satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dapat ditinjau dari program prioritas mereka, yang dikenal sebagai Asta Cita atau Delapan Misi pemerintahan.
Menteri Sekretaris Negara RI juga menyampaikan bahwa banyak capaian positif selama setahun, meskipun mengakui masih terdapat sejumlah hal yang perlu diperbaiki karena belum sempurna.
Pencapaian ini didasarkan pada visi dan program yang tertuang dalam Asta Cita, dengan fokus pada peningkatan kemakmuran rakyat, gizi anak, kemandirian pangan, dan penguatan pertahanan serta keamanan.
Beberapa poin penting yang sering disorot terkait dengan kinerja di tahun pertama pemerintahan dapat saya gambarkan seperti berikut ini.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Ini adalah program unggulan yang sudah mulai dirasakan manfaatnya dan menjadi fokus kebijakan di awal masa jabatan, diarahkan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Terlepas dari masih kerap munculnya kasus keracunan makanan murid, makanan basi dan proses pembersihan wadah makan MBG yang tidak higienis.
Berdasarkan data, telah dilaporkan bahwa pembangunan lebih dari 11 ribu dapur untuk program MBG. Salah satu dapur MBG di Kabupaten Tana Toraja bahkan posisinya strategis, di sisi jalan Trans Sulawesi, poros Toraja-Makassar.
Selain itu, pemerintah juga menaikkan anggaran untuk program ini. Termasuk dikaitkan dengan upaya penguatan gizi anak, dan peresmian rumah susu.
Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan
Dilaporkan bahwa telah terealisasi pembangunan 350 ribu rumah subsidi. Program penyediaan 350 ribu rumah subsidi merupakan bagian dari program perumahan rakyat yang lebih besar, yaitu Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mengatasi backlog (kesenjangan kebutuhan rumah) di Indonesia.
Pemerintah di bawah Presiden Prabowo mengambil kebijakan historis dengan menaikkan kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari rata-rata 200.000--220.000 unit per tahun menjadi 350.000 unit pada tahun 2025. Kenaikan ini disebut sebagai kuota tertinggi sepanjang sejarah program FLPP.
Kenaikan kuota ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat penyediaan hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).