Menghadapi mertua yang ketus dan acuh tak acuh memang bisa menjadi tantangan yang berat. Sikap mereka sering kali membuat kita merasa tidak dihargai dan diabaikan. Namun, penting untuk bersikap bijak agar hubungan dengan pasangan tetap harmonis dan mental kita tetap terjaga.
Meskipun sikap mertua dingin, usahakan untuk tetap ramah dan sopan. Sapa mereka, tanyakan kabar, dan tawarkan bantuan jika memungkinkan. Sikap positif yang konsisten dari kita dapat melunakkan hati mereka dari waktu ke waktu. Ingatlah bahwa sikap kita mencerminkan diri kita, bukan mertua.
Salah satu hal tersulit adalah untuk tidak baper (terbawa perasaan). Pahami bahwa sikap mereka mungkin tidak selalu personal. Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi, seperti pengalaman masa lalu, kepribadian, atau bahkan masalah pribadi yang tidak kita ketahui.Â
Anggaplah perkataan atau perlakuan ketus mereka seperti angin lalu. Dengan begitu, kita bisa melindungi diri dari rasa sakit hati.
Pasangan adalah jembatan utama antara kita dan mertua. Bicarakan perasaan secara jujur dan tenang kepada pasangan. Sampaikan apa yang dirasakan tanpa menjelek-jelekkan orang tua mereka.
Minta pasangan untuk memberikan dukungan, dan jika memungkinkan, minta mereka untuk membantu kita menemukan cara terbaik untuk berinteraksi dengan mertua.
Kita tidak bisa mengendalikan sikap orang lain. Dari pada berusaha mengubah mertua, fokus pada hal-hal yang bisa  dikendalikan lebih bijak.
Sikap pribadi mestilah tetap tenang dan ramah. Sesuaikan durasi kunjungan agar mertua dan pribadi kita tidak merasa terlalu tertekan.
Pilihlah topik yang netral dan ringan, seperti hobi atau berita umum, untuk menghindari konflik.
Menetapkan batasan bukan berarti melawan, melainkan menjaga kesehatan mental kita. Batasan ini bisa berupa jarak dan tanggapan.