Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter dalam Konsep Deep Learning

28 Juni 2025   21:10 Diperbarui: 28 Juni 2025   21:10 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama musikal tentang perundungan di Jejuseo Middle School. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Seperti apa kelanjutan pendidikan karakter dalam pendidikan Indonesia yang kini akan menerapkan pembelajaran mendalam (Deep Learning)? Menggabungkan pendidikan karakter dengan konsep Deep Learning adalah ide yang sangat menarik dan inovatif untuk ditindaklanjuti di sekolah.

Praktik baiknya bisa dilakukan dalam dua pendekatan utama, pertama, mengajarkan pendidikan karakter menggunakan konsep deep learning. Artinya, guru bisa menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran mesin (machine learning), khususnya deep learning, sebagai analogi atau kerangka kerja untuk menjelaskan bagaimana karakter dibangun dan berkembang pada manusia.

Lalu yang kedua adalah menggunakan deep learning untuk implementasi pendidikan karakter. Artinya, guru bisa memanfaatkan teknologi deep learning (misalnya, Artificial Intelligence) sebagai alat bantu untuk memfasilitasi atau meningkatkan pengajaran dan pembelajaran pendidikan karakter.

Mengajarkan Pendidikan Karakter Menggunakan Konsep Deep Learning (Sebagai Analogi/Metafora)

Ini adalah cara yang kreatif untuk membuat konsep abstrak pendidikan karakter lebih mudah dipahami oleh siswa, terutama yang akrab dengan teknologi. Ide pokoknya bisa diuraikan seperti berikut. 

Otak sebagai jaringan saraf tiruan

Guru menjelaskan bahwa otak manusia bisa dianalogikan sebagai jaringan saraf yang sangat kompleks, mirip dengan Artificial Neural Network (ANN) dalam deep learning.

Pengalaman sebagai data latih

Setiap interaksi, keputusan, dan pengalaman hidup adalah "data latih" yang membentuk "bobot" (weights) dan "bias" dalam "jaringan saraf" karakter kita.

Pembentukan karakter sebagai proses pembelajaran mendalam

Karakter tidak dibentuk secara instan, tetapi melalui proses berulang (iterasi) dari pengalaman, refleksi, dan penyesuaian, mirip dengan bagaimana model deep learning "belajar" dan mengoptimalkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun