Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter dalam Konsep Deep Learning

28 Juni 2025   21:10 Diperbarui: 28 Juni 2025   21:10 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umpan Balik Otomatis tentang Dilema Etis

Konsep penerapannya melalui analisis esai/jawaban. Jika siswa menulis esai atau jawaban tentang bagaimana mereka akan bertindak dalam dilema etis, deep learning dapat menganalisis argumen mereka dan memberikan umpan balik tentang kekuatan atau kelemahan penalaran etis mereka.

Gamifikasi dengan Tantangan Etis

Pembelajaran berdiferensiasi bisa dipraktekkan dalam deep learning lewat permainan edukasi. Guru bisa merancang permainan edukasi di mana siswa harus membuat pilihan etis untuk maju, dan AI dapat memantau dan membimbing siswa.

Dalam permaian edukasi, kehadiran sistem poin karakter seperti yang ada di Kahoot dan sejeninsnya mirip dengan poin XP dalam game. Siswa bisa mendapatkan "poin karakter" atau "lencana" untuk perilaku yang menunjukkan nilai-nilai tertentu.

Tantangan dan Pertimbangan Etis untuk Guru

  • Menggunakan data siswa memerlukan kebijakan privasi yang sangat ketat dan transparan.
  • Model deep learning dapat mewarisi bias dari data latihnya. Penting untuk memastikan data latih mencerminkan keragaman nilai dan tidak memperkuat stereotip.
  • AI harus menjadi alat bantu, bukan pengganti peran guru atau orang tua dalam membimbing pengembangan karakter. Keputusan akhir selalu ada pada manusia.
  • Karakter manusia sangat kompleks dan multifaset; deep learning mungkin tidak dapat menangkap semua nuansanya.
  • Pendidikan karakter sangat bergantung pada interaksi manusiawi, teladan, dan bimbingan. AI tidak bisa sepenuhnya menggantikan aspek ini.

Mengintegrasikan deep learning dalam pendidikan karakter menawarkan peluang yang signifikan untuk inovasi, sebagai analogi dan alat bantu teknologi. Deep Learning dapat membantu siswa memahami proses pembentukan karakter dengan cara yang lebih modern dan relevan dengan dunia teknologi mereka. 

Selain itu, dapat  pula mempersonalisasi pengalaman belajar, menyediakan lingkungan simulasi yang kaya, dan memberikan umpan balik yang adaptif, meskipun dengan pertimbangan etis dan praktis yang cermat.

Dalam menghadapi pembelajaran dengan pendekatan deep learning dan tetap pada upaya meningkatkan pendidikan karakter, maka pendekatan terbaik yang paling mungkin adalah menggabungkan keduanya. 

Menggunakan konsep deep learning untuk menjelaskan proses internal pembentukan karakter, sementara secara selektif memanfaatkan teknologi deep learning sebagai alat pendukung yang dirancang dengan etis untuk meningkatkan efektivitas pengajaran pendidikan karakter.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun