Motor Ducati Desmosedici GP24 milik tim Gresini Racing memberikan performa unggul, memungkinkan Alex untuk mengejar dan menyalip lawan-lawannya. Keunggulan teknis ini membantu Ducati menyamai rekor 22 kemenangan beruntun Honda di kelas utama MotoGP yang terjadi pada tahun 1998.
Memulai dari posisi keempat, Alex cepat naik ke posisi ketiga pada lap pembuka dan memanfaatkan momen krusial, seperti saat Marc Marquez terjatuh pada lap ketiga. Ia kemudian menyalip Quartararo dengan presisi pada lap ke-11, membangun jarak aman hingga finis dengan selisih 1,561 detik.
Kondisi balapan pun menguntungkan Alex Marquez. Insiden seperti jatuhnya Marc Marquez pada lap ketiga dan pembalap lain (Fermin Aldeguer dan Joan Mir) mengurangi tekanan dari pesaing. Alex memanfaatkan situasi ini untuk menjaga ritme dan fokus pada lintasan tanpa gangguan signifikan.
Mentalitas dan motivasi yang kian terasah, membuat kemenangan ini merupakan yang pertama bagi Alex di MotoGP sejak debut pada 2020, menjadikannya momen emosional.
Tambahan pula, dukungan publik Spanyol di kandang sendiri dan dorongan untuk keluar dari bayang-bayang kakaknya, Marc Marquez, meningkatkan motivasi. Ia juga menyebut podium ini "lebih manis" setelah mengatasi tantangan seperti kecelakaan pada sesi latihan.
Sebelum balapan utama, persiapan dan adaptasi di lintasan Jerez dilalui Alex dengan berat. Meski mengalami dua kecelakaan pada sesi latihan, Alex mampu pulih dan mencatatkan waktu tercepat di FP1, menunjukkan adaptasi cepat terhadap kondisi lintasan Jerez. Pengalamannya sebagai juara dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019 juga membantu pengambilan keputusan di balapan.
Kombinasi faktor-faktor ini memungkinkan Alex Marquez meraih kemenangan bersejarah, sekaligus memuncaki klasemen sementara MotoGP 2025 dengan 140 poin. Ia unggul satu poin dari sang kakak Marc Marquez yang mengoleksi 139 poin. Marc pun harus  berjuang keras untuk meraih poin setelah sempat terlempar ke posisi 21 usai terjatuh.
Posisi ketiga klasemen sementara ditempati oleh Francesco Bagnaia (120 poin). Franco Morbidelli mengikuti di posisi keempat (84 poin) dan Fabio Di Giannantonio di posisi kelima (63 poin).
Hasil di Jerez juga membuktikan bahwa superioritas Marc Marquez bisa dihentikan karena faktor keberuntungan di lintasan. Ini kedua kalinya Marc Marquez gagal juara di main race setelah terjatuh juga di MotoGP America.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI