Dunia yang semakin maju dengan teknologi informasinya tidak serta-merta menghilangkan kesempatan bagi orang untuk berinteraksi langsung dengan orang banyak. Lalu, menjadi seorang pembicara, pemateri, penggagas bahkan motivator membutuhkan keahlian khusus. Entah itu pembicara secara sinkronus online maupun sinkronus offline.
Seringkali, seseorang mengalami kendala dalam mengungkapkan isi pikiran, Â ide dan gagasannya kepada orang banyak. Oleh karenanya, perlu diidentifikasi.
Berikut ini berbagai kendala dalam mengungkapkan isi pikiran, ide dan gagasan.Â
Mengenali Faktor Penyebab
Faktor Internal
Mari kita mengenali faktor internal satu persatu. Pertama, hadirnya rasa ketakutan akan penolakan atau penghakiman. Ini adalah kendala yang sangat umum. Kita takut apa yang kita pikirkan tidak diterima, ditertawakan, atau bahkan dikritik oleh orang lain. Jadinya, ide yang sebenarnya sudah siap kembali membeku.Â
Kedua, kurang atau rendahnya percaya diri karena munculnya perasaan bahwa ide atau pendapat kita tidak cukup baik atau penting untuk diungkapkan.
Ketiga, adanya perfeksionisme. Ingin menyampaikan pikiran dengan sempurna tanpa ada cela, sehingga menunda atau bahkan membatalkan untuk mengungkapkannya.
Ketiga, ketidakjelasan gagasan. Artinya, pikiran masih belum tertata dengan baik, sehingga sulit untuk merangkainya menjadi kata-kata yang jelas dan mudah dipahami.
Keempat, emosi yang kuat. Saat sedang marah, sedih, atau sangat bersemangat, sulit untuk menyampaikan pikiran secara rasional dan terstruktur. Emosi akan mengacaukan semua ide dan gagasan yang telah ada sebelumnya.
Kelima, pengalaman negatif di masa lalu. Setiap orang mungkin saja pernah mengalami penolakan atau respons negatif saat mengungkapkan pikiran, sehingga trauma dan enggan mengulanginya.
Keenam, adanya karakter introvert atau pemalu. Pribadi yang memiliki karakter ini cenderung lebih nyaman menyimpan pikiran untuk diri sendiri dan merasa tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Idenya akan keluar jika dalam bentuk tulisan atau ketika ia diminta menyampaikannya.