Lebaran adalah salah satu momen penting untuk membangkitkan semangat bersosialisasi lewat silaturahmi. Semua orang yang terlibat di dalamnya sudah pasti terkocok-kocok social energy yang menyertainya.
Berkunjung, silaturahmi dan bercakap-cakap lumrah terjadi sebagai pemandangan klasik lebaran. Kemampuan berkomunikasi secara informal pun dijajal.Â
Lewat momen Lebaran inilah, energi sosial dalam diri seperti terlampiaskan. Cerita mengalir dengan sangat nyaman. Mulai dari membuka percakapan, pembahasan panjang dan bagian akhir yang enggan berujung.
Selama kumpul-kumpul dengan keluarga dan kerabat, dalam tiga hari petualangan bertemu keluarga, suara saya serak akibat cerita panjang tak berujung.Â
Boleh dikatakan, kumpul-kumpul di masa Lebaran, saya seperti burung yang lepas dari sangkarnya. Iya, harus saya akui tensi bekerja sebagai guru pada sekolah tengah kota sangat tinggi. Hampir tak ada waktu bersantai selain libur panjang seperti Lebaran.Â
Bagi saya dan keluarga, Lebaran tahun ini sangat istimewa. Ada momen spesial di mana saya bisa berjumpa dengan keluarga untuk pertama kalinya. Puluhan  tahun tak berjumpa akhirnya bisa bertatap muka.Â
Perasaan haru bercampur bahagia berpadu dalam batin saat melihat mereka kali pertama.
Jadinya, kumpul-kumpul dengan keluarga pun sangat seru. Dari menikmati camilan hingga sesi makan bersama selalu renyah dan hangat dengan cerita.Â
Ya, cerita seperti enggan berujung. Topik dari semua penjuru dibahas. Dari masa kecil hingga punya anak.Â
Booster person, itulah yang membuat suara saya serak karena intensnya saya membuka topik pembicaraan. Saya memang sulit berhenti mengoceh ketika topik pembicaraan tepat.Â