Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ma'pakawa dan Tradisi Warga Bonggakaradeng di Tengah Modernisasi

4 April 2025   20:08 Diperbarui: 11 April 2025   04:07 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nampan tradisional orang Bonggakaradeng, rakki' dan lappang. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Keunikan berikutnya adalah prosesi ma'pakawa dilakukan sekaligus ketika semua rumpun keluarga, kerabat, rekan kerja dan tamu yang diundang diperkirakan sudah hadir. Tanda-tanda telah maksimalnya tamu terlihat dari mulai sesaknya semua pondok dan tempat yang tersedia.

Ada alasan di balik mengapa ma'pakawa kali ini dilakukan sekaligus/serentak. Sementara pada waktu-waktu terdahulu, ma'pakawa dilakukan setiap kali ada tamu yang datang. Ternyata alasannya adalah anak-anak muda Bonggakaradeng saat ini lebih rentan pemalu, sehingga jika diminta ma'pakawa setiap kali tamu datang, banyak diantaranya yang menghilang.

Penyajian minuman dan snack di tenda tamu. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penyajian minuman dan snack di tenda tamu. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jadi, ma'pakawa secara serentak ini merupakan solusi yang diambil oleh warga setempat untuk memaksimalkan potensi tenaga dari pemuda/remaja generasi milenial dan alpha yang kini cenderung pemalu. Inilah dampak dari modernisasi yang mulai mempengaruhi karakter remaja Bonggakaradeng. 

Satu hal yang masih mengakar kuat pada tradisi ma'pakawa adalah masih digunakannya nampan tradisional yang terbuat dari anyaman lidi daun kelapa dan ijuk. Nampan tersebut bernama rakki'. Nampan makin elegan karena dibungkus kain merah menyala. 

Di samping masih mempertahankan rakki' satu lagi wadah unik tradisionalnya adalah tempat kue yang bernama lappang. Modelnya menyerupai bakul, ukurannya mini selebar telapak tangan. Lappang terbuat dari anyaman daun kelapa/ijuk muda.

Masih dipertahankannya penggunaan rakki' dan lappang di Bonggakaradeng ini terkait erat dengan upaya warga setempat untuk tetap menggunakan wadah yang ramah lingkungan.

Memang harus diakui bahwa kehadiran nampan-nampan plastik sudah banyak pula digunakan. Termasuk penggunaan kantong plastik sebagai tempat kue.

Rakki' adalah pengganti nampan plastik. Dulunya nampan plastik populer karena ada tutupnya dan mudah dibawa ke mana-mana. Tetapi, warga Bonggakaradeng mengakalinya dengan nampan rakki' yang ditutupi dengan kain merah. Sehingga kue tetap aman dari debu dan lalat. Adapun lappang dipakai sebagai pengganti kantong plastik. 

Kepala Lembang (kepala desa) Buakayu yang hadir di lokasi resepsi perkawinan mendukung penuh penggunaan media tradisional Bonggakaradeng tersebut. 

Dilestarikannya pemakaian rakki' dan lappang ini tentunya berkontribusi terhadap produksi sampah plastik. Berkurangnya sampah plastik akan mendukung program Pemda Tana Toraja dengan tagline "Tana Toraja Masero" atau Tana Toraja Bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun