Keunikan berikutnya adalah prosesi ma'pakawa dilakukan sekaligus ketika semua rumpun keluarga, kerabat, rekan kerja dan tamu yang diundang diperkirakan sudah hadir. Tanda-tanda telah maksimalnya tamu terlihat dari mulai sesaknya semua pondok dan tempat yang tersedia.
Ada alasan di balik mengapa ma'pakawa kali ini dilakukan sekaligus/serentak. Sementara pada waktu-waktu terdahulu, ma'pakawa dilakukan setiap kali ada tamu yang datang. Ternyata alasannya adalah anak-anak muda Bonggakaradeng saat ini lebih rentan pemalu, sehingga jika diminta ma'pakawa setiap kali tamu datang, banyak diantaranya yang menghilang.
Jadi, ma'pakawa secara serentak ini merupakan solusi yang diambil oleh warga setempat untuk memaksimalkan potensi tenaga dari pemuda/remaja generasi milenial dan alpha yang kini cenderung pemalu. Inilah dampak dari modernisasi yang mulai mempengaruhi karakter remaja Bonggakaradeng.Â
Satu hal yang masih mengakar kuat pada tradisi ma'pakawa adalah masih digunakannya nampan tradisional yang terbuat dari anyaman lidi daun kelapa dan ijuk. Nampan tersebut bernama rakki'. Nampan makin elegan karena dibungkus kain merah menyala.Â
Di samping masih mempertahankan rakki' satu lagi wadah unik tradisionalnya adalah tempat kue yang bernama lappang. Modelnya menyerupai bakul, ukurannya mini selebar telapak tangan. Lappang terbuat dari anyaman daun kelapa/ijuk muda.
Masih dipertahankannya penggunaan rakki' dan lappang di Bonggakaradeng ini terkait erat dengan upaya warga setempat untuk tetap menggunakan wadah yang ramah lingkungan.
Memang harus diakui bahwa kehadiran nampan-nampan plastik sudah banyak pula digunakan. Termasuk penggunaan kantong plastik sebagai tempat kue.
Rakki'Â adalah pengganti nampan plastik. Dulunya nampan plastik populer karena ada tutupnya dan mudah dibawa ke mana-mana. Tetapi, warga Bonggakaradeng mengakalinya dengan nampan rakki' yang ditutupi dengan kain merah. Sehingga kue tetap aman dari debu dan lalat. Adapun lappang dipakai sebagai pengganti kantong plastik.Â
Kepala Lembang (kepala desa) Buakayu yang hadir di lokasi resepsi perkawinan mendukung penuh penggunaan media tradisional Bonggakaradeng tersebut.Â
Dilestarikannya pemakaian rakki' dan lappang ini tentunya berkontribusi terhadap produksi sampah plastik. Berkurangnya sampah plastik akan mendukung program Pemda Tana Toraja dengan tagline "Tana Toraja Masero" atau Tana Toraja Bersih.