Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kreatifitas Guru di Pelosok Tana Toraja

14 Desember 2024   15:31 Diperbarui: 14 Desember 2024   15:31 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarapan bersama tiga ibu guru yang memgabdi di pelosok Tana Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Berbicara tentang pelayanan guru di pelosok atau daerah 3T, selalu menarik perhatian saya. Wilayah Kecamatan Simbuang, khususnya di sekitar Lembang Puangbembe Mesakada pun senantiasa memberikan cerita berbeda dalam setiap perjalanan ke sana. 

Pada perjalanan kali ini, saya berjumpa dengan para ibu guru muda yang mengabdi di UPT SMAN 13 Tana Toraja. Mereka ada 5 orang yang tinggal di kompleks guru dari eks ruang kelas. 

Empat ibu guru masih bujang. Dua merupakan ASN PPPK. Mereka tinggal di ruang kelas bagian tengah. 

Seorang ibu guru muda Muslim, blasteran Toraja-Jawa. Dia rekannya adalah warga Simbuang dan satu lagi dari Luwu Timur. Sementara satu ibu guru dari Mamuju, tinggal bersama suaminya di ruang kelas bagian timur. 

Satu ruang kelas bagian barat diisi satu keluarga yang mengajar di UPT SMPN Satap 2 Simbuang. Sebenarnya, masih ada 2 penghuni lain di ruang kelas bagian tengah, yakni kepala sekolah SMAN 13 Tana Toraja dan satu orang guru ASN PPPK. Keduanya laki-laki. 

Pekerjaan rutin para ibu guru adalah setiap subuh, sejak jam 3 pagi, mereka bangun membuat kue. Rutinitas yang telah mereka lakukan sejak kedatangan mereka di Simbuang. Otak kreatifitas membuat kue adalah ibu Riris. Ia memang kreatif memasak, turunan dari keluarganya yang berasal dari Pulau Jawa. 

Hasil karya mereka dijual di SDN 4 Simbuang, SMPN Satap 2 Simbuang dan SMAN 13 Tana Toraja. 

Sesekali, ini Riris yang menjadi chef andalan juga melayani pesanan makanan untuk kegiatan rapat-rapat di sekolah. 

Stok bumbu dapur guru di pelosok Tana Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Stok bumbu dapur guru di pelosok Tana Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Beragam tanaman kebutuhan bumbu dapur banyak tersedia di emper dan halaman. Barang bekas seperti ember, jerigen, kaleng; lalu bekas bungkus semen, deterjen dan minyak goreng dijadikan sebagai media tanam. 

Daun bawang, daun kemangi, bawang merah, dll tumbuh subur. 

Emper eks ruang kelas yang penuh sayuran. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Emper eks ruang kelas yang penuh sayuran. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Beragam sayuran menghijaukan emper eks ruang kelas SMP. Ada kacang panjang, kangkung, singkong, sawi, bayam dan tomat. Untuk menghindari kerusakan dari gangguan ayam, sepanjang emper ditutupi dengan jaring.

Tiga pintu ruang kelas yang menjadi pintu masuk rumah dibuatkan pintu khusus dari jaring dan karung bekas. 

Demikian pula dengan keamanan tanaman dari gangguan kerbau liar. Pagar bernama sulu' terpasang di sekitar eks bangunan sekolah yang kini populer dengan sebutan perumahan guru pondok cemara. 

Berkat kreatifitas para ibu-ibu guru, mereka bisa menekan biaya belanja harian untuk memenuhi kebutuhan dapur. Istimewanya lagi, semua tanaman sayur dan bumbu dapur tersebut bebas pestisida dan pupuk kimia. 

Pupuk kompos dari kotoran kerbau liar yang banyak di sekitar lokasi menjadi penyubur tanaman. 

Jadi, hasil panen benar-benar organik dan menyehatkan.

Oya, tips ibu Riris dan rekan-rekannya untuk bisa menikmati tinggal di pelosok Tana  Toraja adalah memahami budaya dan kearifan masyarakat setempat. Mereka aktif dalam kegiatan dan ramah kepada warga. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun