Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Darurat Bencana Anomali Cuaca di Tana Toraja

9 April 2024   21:27 Diperbarui: 11 April 2024   07:14 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tanah Longsor (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Adapun penggalangan dana bantuan lainnya dikoordinir oleh berbagai komunitas, salah satunya Kerukunan Keluarga Palesan wilayah Makale-Rantepao. Donasi dikumpulkan dengan cara daftar di group WA dan ditransfer ke nomor rekening yang telah ditentukan. 

Jalan poros Rembon-Bonggakaradeng putus total akibat longsor. Sumber: Selviana Missi. 
Jalan poros Rembon-Bonggakaradeng putus total akibat longsor. Sumber: Selviana Missi. 

Sementara itu, puluhan  titik longsor lainnya merusak rumah warga. Ada yang semua rumah tersapu air dan longsor. Sisanya mengalami kerusakan  bervariasi dari rusak ringan hingga berat. 

Tak ada yang memprediksi bencana tersebut. Hujan lebat selama 3-4 jam pada siang hingga sore hari akhirnya membuat sungai-sungai kecil yang selama ini jinak dan kering tiba-tiba meluap dan membuat jalur baru ke pemukiman warga. Kampung Palesan yang berada pada sisi perbukitan terjal dengan kontur tanah kecoklatan bercampur batu menjadi sangat mudah untuk terdampak. 

Pada hari yang sama dan jam yang sama pula, di sekitar kantor Kecamatan Gandangbatu Sillanan yang berada di bawah bukit batu, juga terdampak banjir. Itu adalah sejarah pertama kalinya banjir di atas gunung. Sejumlah rumah warga rusak tersapu derasnya air. 

Banjir akibat luapan sungai Mata Allo di perbatasan Toraja-Enrekang. Sumber: Facebook Warga Pana
Banjir akibat luapan sungai Mata Allo di perbatasan Toraja-Enrekang. Sumber: Facebook Warga Pana


Pada sisi lain, hujan lebat sejak sore hingga subuh pada tanggal 9 April 2024 membuat anak sungai Sa'dan, yakni sungai Mata Allo ikut meluap. Air kemerahan dengan lumpur pekat meluap di sepanjang aliran sungai yang melewati kampung Rante Limbong (Enrekang), Karangan, Salubarani hingga Desa Pana (Enrekang). Luapan air bahkan hampir mencapai jalan trans Sulawesi Poros Toraja-Enrekang. 

Semua kebun yang ada di sekitar sungai terendam air. Tak ketinggalan kampung kelahiran saya, Salubarani ikut terendam air sungai sejak subuh. Puluhan kandang ternak warga Toraja yang ada di sepanjang aliran sungai terendam air. Kerugian harta benda tetap ada, apalagi akses warga dari Rante Limbong  ke wilayah Toraja ikut terisolir karena jembatan penghubung terendam air juga. 

Longsor di kampung Lebani, Palesan. Sumber: Yuli Rerung
Longsor di kampung Lebani, Palesan. Sumber: Yuli Rerung

Sehari sebelumnya, longsor susulan disertai pohon tumbang kembali terjadi di kampung Lebani', Lembang Palesan, Kecamatan Rembon. Akses jalan yang tersisa dari bencana sebelumnya pun kembali mengganggu mobilitas warga. Secara swadaya, warga yang melintas membersihkan tangkai kayu yang menutupi badan jalan agar bisa dilalui oleh sepeda motor. 

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, kompleks rumah warga yang ada di atasnya rawan terbawa longsor. Adapun bangunan rumah adalah rumah adat Toraja, yakni tongkonan dan lumbungnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun