Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Perjalanan ke Bittuang, Tana Toraja

7 Maret 2024   08:21 Diperbarui: 8 Maret 2024   06:59 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruas jalan negara di kampung Palian, rawan longsor. Sumber: dokumentasi pribadi. 

Oleh karena adanya pembangunan jalan ini, maka ada dampak yang ditinggalkan. Kontur tanah ruas jalan menuju Bittuang sebagian besar berupa campuran tanah dan pasir. Di Se'seng, sudah mulai muncul beberapa titik longsor yang menutupi bagian jalan. Sekitar tiga titik longsor yang saya temui dengan kondisi tanah kekuningan dan bebatuan teronggok di atas aspal yang masih baru. 

Memasuki kampung Palian, saya dikejutkan dengan sebuah tanah longsor berupa sekumpulan rumpun bambu yang menutupi hampir semua badan jalan. Ditambah pula, pada bahu jalan yang telah dirawat beton untuk dilalui berbatasan langsung dengan jurang tanpa pembatas jalan. 

Beruntung, warga setempat sempat memotong sejumlah batang bambu yang menutupi badan jalan. Sehingga kendaraan bisa lewat. Sementara tanah dalam volume yang besar masih menunggu alat berat pekerja proyek jalan nasional untuk membersihkannya. 

Menurut satu warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor, kejadian tersebut diperkirakan sejak tadi malam karena listrik tiba-tiba padam dan berlangsung hingga pagi ini. 

Melanjutkan perjalanan ke Bittuang, ternyata jumlah titik longsor makin banyak. Hanya sekitar 100 meter dari longsor sebelumnya kembali hadir longsoran besar, tetapi jalan bisa dilewati dengan mudah karena lebarnya jalan. 

Titik longsor sepanjang 200 meter di kampung Le'tek. Sumber: dokumentasi pribadi
Titik longsor sepanjang 200 meter di kampung Le'tek. Sumber: dokumentasi pribadi


Salah satu titik parah selanjutnya adalah kampung Le'tek. Pelebaran jalan yang masih berlangsung membuat longsor sepanjang kurang lebih 200 meter selalu terjadi. Tanah berpasir ditambah rembesan air limbah rumah tangga yang tidak teratur menambah labih tanah tersebut. Akibatnya, jalan raya yang sementara diaspal tergenang lumpur berpasir. Wajib hati-hati melewatinya. 

Jika pelaksana proyek jalan nasional tidak segera melakukan talud besar-besaran pada titik ini, maka diperkirakan dalam kurun waktu kurang dari setahun, pemukiman yang ada di atasnya akan ikut terkena longsor alibat pergerakan tanah yang mulai labil. 

Pada akhirnya saya tiba di pusat kecamatan Bittuang setelah dua jam perjalanan dari kota Makale. Percikan lumpur mewarnai celana panjang dan sepatu. Beruntung ada celana mantel hujan yang menutupinya. 

Matahari terik tak menghambat suhu dingin Bittuang menembus kulit. Setelah basa-basi singkat dengan ibu Selpina, saya langsung menjalankan tugas pokok dari BBGP Sulawesi Selatan, yakni melakukan pendampingan individu 5 program pendidikan Guru penggerak angkatan 9.

Selamat pagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun