Usia muda menjadi masa pencarian jati diri bagi remaja. Banyak kegiatan bisa dilakukan untuk menelusuri seperti apa masa depan di usia muda. Ada yang fokus menyelesaikan pendidikan, menambah skill lewat kursus dan pelatihan, meneruskan usaha keluarga atau menekuni kegiatan yang terkait dengan hobi.Â
Hobi bagi anak muda saat ini tidak melulu mengikuti perkembangan zaman. Hobi memainkan game online seperti free fire, e-sports, dan sejenisnya memang masih mendominasi kegiatan harian anak muda, akan tetapi anak muda di daerah memiliki hobinya masing-masing. Kecanggihan teknologi informasi ternyata kadang sulit membendung kekuatan hobi yang terbangun dari latar belakang budaya.Â
Di Toraja, ada hobi unik yang sangat kuat pengaruhnya bagi anak-anak muda. Hobi berbasis budaya pemuda Toraja adalah memelihara dan merawat kerbau petarung. Kerbau ini bisa milik pribadi dan milik orang lain.Â
Hobi ini tergolong mahal dan berisiko. Mahal karena harga satu ekor kerbau jantan berkisar antara 40 juta hingga ratusan juta rupiah. Nilai kemahalannya juga ada dari kebutuhan perawatan kerbau. Jika kerbau adalah milik pribadi, maka biaya yang dikeluarkan hanya pada kebutuhan rumput, suplemen dan kesehatan kerbau.Â
Berbeda jika kerbau petarungnya milik orang lain. Pemiliknya akan mengeluarkan biaya tambahan untuk gaji bulanan, rokok, gula, kopi, beras, dll.Â
Memelihara kerbau petarung bisa pula berisiko karena kerbau bisa saja sakit, mati dan melukai. Risiko rugi secara finansial ketika kerbau sakit dan mati.Â
Kerbau adalah hewan yang tak bisa dipisahkan dari kegiatan budaya di Toraja, khususnya pada acara Rambu Solo' (kedukaan). Memiliki kerbau dapat pula diartikan sebagai simbol kesejahteraan.Â
Nah, terkait dengan hobi anak muda Toraja memelihara dan merawat kerbau petarung, ini bukan tanpa alasan. Adu kerbau menjadi salah satu tontonan hiburan warga Toraja yang hampir tiap bulan ada pelaksanaannya di seantero Tana Toraja dan Toraja Utara melalui kegiatan ma'pasilaga tedong (adu kerbau). Adu kerbau diadakan secara resmi karena adanya kegiatan Rambu Solo'.Â
Para anak muda Toraja memegang peran penting akan keberadaan kerbau-kerbau petarung ini. Merekalah yang berjibaku merawat kerbau. Satu ekor kerbau petarung biasanya dirawat oleh satu kelompok anak muda.Â
Oya, adapun pemilik kerbau petarung ini adalah para tokoh masyarakat, kepala lembang (desa), anggota DPRD atau warga yang memiliki kemampuan ekonomi lebih.Â