Sekitar 2 hari lalu saya dapat penumpang dengan tujuan pool bis di Denpasar, jaraknya tidak jauh sekitar 10 menit sudah berhenti di perempatan lampu merah satu kali, jadi obrolan saya dan penumpang saya tidak lama. Kok ngobrol? Kan bahaya? Kan udah pake masker.Â
Penumpang saya ini akan menuju Surabaya, tanpa rapid saat keluar bali, tetapi harus rapid saat masuk bali. Saat saya tanya tentang rapid saat masuk bali, katanya sudah diurus sama travelnya, karena penumpang saya ini naik travel saat ke bali. Hanya bayar 50 ribu sudah dapat surat rapid dan lolos bisa masuk bali, tanpa karantina dan bla bla bla.
Ongkosnya 270 ribu. Penumpang saya ini juga cerita di dalam bis sudah tidak ada sekat antar penumpang. Lho kan ini baru nganter ke pool bis, kok tahu gak disekat. Karena sudah beberapa kali bolak balik Surabaya-Denpasar-Surabaya.
Mungkin ini yang disebut dengan covid yang dijadikan bisnis. Mungkin alur bisnisnya seperti ini. Dari travel membeli surat non reaktif dari oknum pihak berwenang dengan harga 100 ribu untuk 20 lembar, lalu dari pihak travel "menjual" dengan harga 50 ribu per penumpang. Sudah dapat untung yang luamayan itu. Itu masih belum benar, mungkin bisa lebih banyak dapat untungnya.
Rakyat yang dibawah sudah bosan dengan himbauan, lebih takut tidak bisa makan dan tidak bisa bayar cicilan daripada covid.Â
