Mohon tunggu...
Ourvoice Indonesia
Ourvoice Indonesia Mohon Tunggu... lainnya -

OurVoice adalah sebuah organisasi masyarakat sipil bagi kelompok maupun individu gay dan biseksual laki-laki. Organisasi ini juga membuka diri bagi kelompok atau individu yang memiliki kesamaan pandangan dan kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan, khususnya menyangkut isu orientasi seksual dalam masyarakat. OurVoice ditujukan bagi mereka yang ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Our Voice menjadi wadah bagi kelompok gay dan biseksual laki-laki untuk melakukan advokasi dalam memperjuangkan hak-hak dasarnya sebagai warga negara Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengukuhkan Kebhinekaan dalam Dragon Yogya Festival

7 Februari 2012   01:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:58 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Hartoyo*

Suara adzan Isya berkumandang saat salah satu group peserta "Dragon Yogya Festival" berjalan menelusuri kawasan Malioboro-Yogyakarta, Senin (6/2/2012).  Para peserta festival disambut meriah oleh jutaan rakyat Yogya.  Warga menari, menyanyi, bertepuk dan meyuarakan secara serentak berbagai yel-yel untuk mengungkapkan kebahagiaan pada malam itu.  Kawasan Malioboro sampai alun-alun penuh dipadati pengunjung yang ingin meyaksikan acara tersebut

Festival ini merupakan bagian dari peringatan "Cap Go Meh", yang jatuh pada Senin atau 15 hari setelah perayaan Tahun Baru Imlek.  Peringatan Cap Go Meh tahun ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sehingga dibeberapa daerah di Indonesia, warga memperingatin secara bersamaan. "Maulid-an sekaligus Cap Go Meh-an".

Menurut ketua Panitia Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) VII Tri Kirana Muslidatun, Yogya Dragon Festival baru digelar untuk pertama kali di Yogyakarta. "Kebetulan tahun ini adalah Tahun Naga Air, katanya". Mungkin karena alasan itu, mengapa simbol naga banyak menjadi "icon" dari peserta festival.  Masing-masing group menarikan, menyanyi, bermusik dan beratribut dengan simbol budaya Tionghoa.  Naga, Barongsai dan Merah. Ada 12 group yang ikut serta dalam kegiatan tersebut yang akan merebutkan piala Raja dengan total hadiah 27 juta rupiah.

Tentunya peserta yang terlibat dalam acara tersebut bukan karena ingin mendapatkan hadiah, tetapi ingin bersuka cita bersama merayakan keberagaman.  Sehingga para peserta bukan hanya dari warga Tionghoa, tetapi dari berbagai etnis, identitas sampai profesi.  Dari mulai laki-laki, perempuan, transgender, dewasa, anak-anak, berjilbab, tanpa jilbab, perusahaan, organisasi agama sampai milter, semua lebur menjadi satu dengan slogan "Mengukuhkan Kebhinnekaan Yogyakarta".

Yogyakarta selama ini menjadi salah satu propinsi di Indonesia yang secara konsisten, Raja, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama rakyat menjaga, merawat dan terus menumbuhkan keberagaman sebagai sebuah keniscayaan.   Masyarakat Yogyakarta sadar hanya dengan menjaga dan menerima Kebhinnekaan kehidupan menjadi seimbang, damai dan harmonis.  Tanpa ada rasa kebencian dan kekerasan atas dasar apapun kepada pihak yang berbeda.

Tentu kita berharap, Kebhinnekaan di Indonesia juga tetap terjaga oleh setiap orang dari Sabang sampai Merauke.  Nusantara ada karena perbedaan itu!!!  Tapi sayang, akhir-akhir ini perbedaan itu mulai "dikoyak-koyak" oleh sebagian kecil orang/kelompok hanya untuk kepentingan kelompok dan kekuasaan belaka.

Salam keberagaman.

* Sekum Ourvoice, Malioboro, 7 Februari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun