Mohon tunggu...
FADLUN ABID
FADLUN ABID Mohon Tunggu... Editor - Bapak 4 Orang anak

HIDUP ADALAH PILIHAN, JADI JANGAN SALAH PILIH...MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Politik

"One Man, One Vote"

14 September 2019   10:52 Diperbarui: 14 September 2019   11:14 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kejayaan, Penggawa V Tengah, Karya Penggawa

Pemilu yang baru lalu menelan biaya 25,59 Trilyun (kemenkeu), "Berdasarkan data, alokasi anggaran untuk persiapan awal di tahun 2017 sekitar Rp 465,71 miliar. Kemudian pada 2018 (alokasi) mencapai Rp 9,33 triliun. Selanjutnya di 2019 ini, kita sudah menganggarkan sampai Rp15,79 triliun. Jadi totalnya dalam 3 tahun itu kita menyiapkan anggaran sebanyak Rp25,59 triliun," yang dikutip dari laman kemenkeu.go.id.

Sangat fantastis....untuk sebuah hasil yang biasa saja....dan tanpa arti apapun untuk rakjat.

2020 akan ada lagi Pilkada Langsung,....9 PilGub, 224 PilBup, 37 PilWalkot, tentu ini juga gak kalo puluhan ribu rupiah anggarannya, pasti milyaran juga.....

Apalah mau dikata itu khan perintah UUD hasil amandemen dan demokrasi yang telah disepakati....

Demokrasi yang kini dikenal dan diselenggarakan dengan metode one man, one vote adalah demokrasi yang dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau (1712-1778), yang berkontribusi melahirkan tatanan demokrasi melalui konstruksi kontrak sosial, yang melahirkan kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh masyarakat. 

Masyarakat (bukan orang per orang) mempunyai hak untuk mengganti penguasa jika dalam menjalankan kekuasaannya tidak seperti yang dikehendaki oleh rakyat. Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789 merupakan salah satu penanda kelahiran demokrasi yang berhasil menumbangkan pemerintahan absolut pada waktu itu.

Sistem ini (one man one vote) berpegang pada asas kesetaraan, bahwa setara semua, seluruh lapisan rakyat. Tapi ujungnya menimbulkan ketidakstabilan dan ketidakseimbangan.

Gagasan gagasan besar untuk membangun kota, kabupaten, provinsi bahkan negara pun tidak diperlukan lagi dalam sistem ini, Mereka cukup datang ke rakjat, cerita klise tentang kesejahteraan yang emang jadi tugas dan kewajiban mereka, sebagai pemimpin. Ujungnya terjadi transaksi, atau sekarang namanya'Politik Transaksional", wani piro. Dan yang menang tetaplah pemilik modal. Ya...itulah yang dinamakan demokrasi rasa oligarki.

Pada abad 25 sm, seorang filsuf Yunani, Plato mengenalkan tentang Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan,

Dan disini, di negeri ini, perlahan tapi pasti, demokrasi sedang dilumpuhkan dan oligarki dihidupkan. Bungkusnya demokrasi, isinya oligarki. Artinya, selama ini kita merasa membangun demokrasi, tapi ternyata menghasilkan oligarki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun