Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Dokter Busuk"

6 Oktober 2019   00:38 Diperbarui: 6 Oktober 2019   07:44 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com / DarkoStojanovic

Aduh mak, membaca berita mengenai "dokter busuk", membuat diri ini merinding. Apa nggak merinding?  Lah, kabar duka beberapa hari lalu belum pupus ketika ada dokter yang tewas dalam kerusuhan di Wamena. Ini sudah ada istilah "dokter busuk" pula.

Bagi mereka yang keluarganya dokter, suami atau istrinya dokter dipastikan tersengat dengan pernyataan "dokter busuk". Bagi yang sempat menikmati PTT di daerah tertinggal dan terpencil maka sengatannya akan lebih menyakitkan lagi.

Pengalaman mereka sungguh suatu yang tak akan pernah bisa terulang lagi. Hanya bisa diceritakan pada anak dan cucu. Ndak ada jaringan telepon apalagi sinyal telepon. Kalau malam menjelang maka yang ada adalah beristirahat ditemani jangkrik ataupun kodok. Tidak ada tempat nongkrong, untuk sekedar melepas penat.

Andai ada pasien darurat malam hari maka lampu teplok menjadi penerang kalau lampu petromak kehabisan minyak tanah atau kaos lampunya rusak. Keterbatasan obat dan sarana penunjang membuat dokter, perawat dan bidan harus berimprovisasi menyelamatkan nyawa orang.

Foto: OtnasusidE
Foto: OtnasusidE
Dokter busuk  ah  aku tersentak. Dulu sekali diri ini pernah membuat video dokter di daerah tertinggal terpencil. Bahkan diri terjatuh tiga kali karena tak bisa mengimbangi pemotor di jalanan licin lagi berlumpur.

Kenapa harus menyebut dengan dokter busuk di Medsos? Kenapa tidak langsung sebut saja namanya. Selain itu bisa dicoba dulu ke manajemen rumah sakit kalau perawatan di rumah sakit. 

Keluh kesah bisa disampaikan kalau dirasa pelayanan dokternya kurang baik atau tidak sesuai dengan prosedur pelayanan ataupun penanganan kesehatan. Kalau menyebut nama dan melapor langsung ke IDI justru lebih elegan.

Dokter busuk. Ah. Semoga saja tidak begitu. Kalaupun dituduh mata duitan hanya mencari uang saja, tidak juga. Semua ada standarnya. Biaya-biaya setiap rumah sakit berbeda, apalagi kalau kelas yang dipilih pasien juga termasuk yang terbaik. 

Contoh bayaran dokter bedah pasien kelas tiga berbeda loh  bila dibandingkan bayaran yang diterima dokter bedah yang melakukan tindakan medis pada pasien kelas satu apalagi VIP.

Banyak juga kok cerita dokter-dokter yang mengabdikan dirinya untuk kemanusian. Dokter yang mengabdikan dirinya untuk daerah-daerah terpencil. Meninggalkan angannya sekolah spesialis, meninggalkan mimpinya hidup berkecukupan.

Aku masih percaya dengan keahlian dokter Indonesia. Aku masih percaya dokter Indonesia lebih besar pengabdiannya dibandingkan soal duit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun