Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tampang Boyolali, "Ngono yo Ngono Nanging Ojo Ngono"

4 November 2018   18:55 Diperbarui: 4 November 2018   19:07 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk nginap di hotel, sekarang nggak susah kok. Tinggal buka aplikasi di telepon pintar terus tinggal pilih sesuai dengan duit di kantong eh salah di ATM. Kita juga bisa membandingkan harga dari berbagai aplikasi kok. Mana yang murah dan sesuai duit, tinggal bayar. Bisa juga untuk aplikasi tertentu, bayarnya ketika kita  check  in.  Dan tinggal datang ke resepsionis sebutin nama dan juga kita sudah  booking  dengan aplikasi ini. Dicek kebenarannya. Diberi kartu dan selesai.

Pendengar pidato Prabowo mengenai hotel di Jakarta pada waktu itu di Boyolali setuju. Artinya apapun yang diucapkan oleh Prabowo disetujui dan bisa diterima oleh mereka yang ada dalam kelompok Prabowo.

Jikalau kemudian pidato Prabowo itu kemudian disebarluaskan untuk diketahui oleh orang yang di luar kelompok Prabowo, disitulah persoalan mulai muncul. Tentu tidak semua orang Boyolali yang setuju. Apalagi kalau dalam konteks maksudnya untuk membangun ekonomi Boyolali yang susah.

Semua orang pasti akan berproses untuk berusaha meningkatkan taraf hidup yang lebih baik lagi. Tidak ada orang yang mau hidup dalam kondisi ekonomi yang susah. Walau demikian ada baiknya untuk bermain dengan kata-kata yang lebih bijak kalau hal itu untuk mempengaruhi orang.

Kecuali kalau pembicaraan itu tertutup, di luar ruang publik, mau ngomong apa saja silahkan dengan catatan dari awal disampaikan, ini tidak untuk disebarluaskan. Ini cukup untuk konsumsi di sini. Nah, orang yang nyebarin  kan  jelas, pasti salah satu atau salah dua dari peserta yang sangat terbatas itu.

Ingat  loh.  Belum tentu semua orang yang ikut dalam kelompok itu setuju dengan apa yang kita katakan ataupun kita lakukan. Jadi walau tertutup bisa saja bocor.


Apabila pidato Prabowo dilakukan di ruang terbuka dan juga tidak ada pembatasan, bahkan ada wartawan di situ, ada juga tim media Prabowo untuk meliput kegiatan Prabowo maka ketika isi pidato itu keluar tidak masalah. Itu hak kemerdekaan berpendapat Prabowo. Itu hak kemerdekaan menyampaikan opini Prabowo.

Lalu kalau ada orang yang kemudian tidak setuju dengan pidato tampang Boyolali apakah itu salah? Tidak juga. Itu hak berpendapat orang yang tidak setuju. Itulah demokrasi.

Saya suka dengan pendapat (twitter 7:45 PM 2 November) Sutopo Purwo Nugroho, "Bangganya bisa berfoto bareng sama Pak Jenderal Mulyono (KSAD). Sama-sama alumni SMA 1 Boyolali. Sama-sama pernah mengalami prihatin saat sekolah. Sekarang kita tergabung dalam FBI = Forum Boyolali Indonesia. Dari Boyolali untuk Indonesia dan dunia. Mohon tidak diplintir".

Ini screen shot twitter Pak Sutopo I Dokumentasi: OtnasusidE
Ini screen shot twitter Pak Sutopo I Dokumentasi: OtnasusidE
Mak  jleb.  Jangan dipelintir. Silahkan berpikir. Dan terakhir silahkan berimajinasi.

Ketika Jokowi mengunjungi Pasar Anyar di Kota Tangerang, Banten, Minggu (4/11) tiba-tiba ada pedagang ikan yang ngomong "saya orang Boyolali loh, Pak Jokowi".  Nah,  loh.  Si pedagang dengan tegas dan jelas ngomong sebagai orang Boyolali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun