Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Senator McCain dan Tsunami Ratna

7 Oktober 2018   15:10 Diperbarui: 9 Oktober 2018   12:04 3764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelas pembelaan Mc Cain itu mengundang ketidaksetujuan pendukungnya. Gerutuan dan  Huuu  pun keluar. Jejak McCain meluruskan hoaks Obama itu disini.

John Sidney McCain III memang kalah pada pemilihan Presiden Amerika Serikat tanggal 4 November 2008. Sebuah kekalahan ksatria atas Obama. Walaupun kalah, tetapi McCain begitu dihormati karena keputusan-keputusan pentingnya bagi Amerika Serikat dan juga keberaniannya meluruskan hoaks Obama yang sebenarnya adalah rival politiknya.

Berdasarkan catatan BBC, McCain setidaknya sudah lima kali tidak sejalan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Salah satunya yang membuat heboh adalah ketika McCain menolak RUU Pelayanan Kesehatan Partai Republik yang diusulkan oleh Trump. Padahal McCain sendiri adalah senator dari Republik.

McCain memang memiliki darah tentara murni. Kakeknya dan Bapaknya adalah Laksamana bintang 4. Mc Cain adalah pilot pesawat tempur dan pernah ditembak jatuh dalam Perang Vietnam dan menjadi tawanan perang sebelum akhirnya dibebaskan. Selama dalam tawanan mendapat siksaan fisik dan juga luka ketika perang. Pensiun dari tentara dengan pangkat kapten pada tahun 1981 dan kemudian masuk dunia politik dari Partai Republik. 

Kembali ke Pilpres Amerika Serikat 2008, butuh sebuah keberanian yang amat sangat untuk meluruskan hoaks yang menyerang Obama. Bisa saja McCain mendiamkan bahkan mendukung pendukungnya yang menyebarkan hoaks Obama tetapi itu tidak dilakukan oleh McCain. Kalau itu dilakukan, McCain kemungkinan akan memenangkan Pilpres 2008 sangat besar.

Darah tentara yang menjunjung tinggi sikap loyalitas dan juga kehormatan demi bangsa dan negara memang benar-benar ditunjukkan oleh McCain. Darah yang mengalir dari Bapak dan dan Kakeknya yang Laksamana bintang 4. Darah pahlawan perang Vietnam yang pernah merasakan pesawatnya ditembak dan disiksa oleh tentara Vietnam.

Bukan darah kekuasaan yang menghalalkan segala cara. Bukan darah adu domba yang membuat Amerika pada saat itu bisa  chaos   karena Pilpres. Justru darah kebangsaan dan negara di atas segala-galanya.

McCain memang sudah meninggal, 25 Agustus 2018. Cerita kepahlawanannya dan juga ketegasannya dalam mengambil keputusan untuk Rakyat Amerika Serikat serta keberaniannya melawan, meluruskan hoaks lawan politiknya akan tetap dikenang sepanjang masa. Washington Post.com bahkan menyebut McCain sebagai politikus paling berani dalam sejarah modern Amerika Serikat. Jejak digitalnya tetap terdokumentasi hingga kiamat dunia maya.

Mentari pagi, hari ini sangat cerah. Udara dingin sedikit demi sedikit menghilang.

Di Pilpres 2019 Indonesia, kita juga punya hoaks. Hoaks Ratna yang sudah menjadi tsunami politik yang menyeret tokoh-tokoh politik yang ikut atau terikut tsunami. Masihkah kita akan bermain hoaks? Semua yang terkena tsunami (ikut dan terikut) politik Ratna terekam lengkap di jejak digital.

Akhirnya sambil menghirup kopi terbersit renungan sebagai manusia. Sebagai manusia beriman, sebenarnya aku takut dengan catatan malaikat. Aku juga takut dengan Tuhan yang sangat dekat dengan urat leherku. Atau aku memang sudah mati iman. Hanya aku, dan jiwa-jiwa yang mengaku beriman yang bisa menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun