Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sharon Stone" Menyeret 9 Lelaki

10 Agustus 2018   00:38 Diperbarui: 10 Agustus 2018   00:44 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Sharon Stone yang Seduktif Ketika Diinterogasi I Foto: Diambil dari Film Basic Instinct

Si kaki kupu-kupu yang kebetulan menemani yang nulis cuma tersenyum. Justru sebaliknya si kaki kupu-kupu bertanya, "apakah aku cantik?".

Perempuan yang telah menemani hidup bertahun ini memang kocak. Seorang temanku suatu waktu yang pernah melihat polah tingkah kami di suatu tempat berkata, "kamu berdua dengan istrimu itu seperti berteman saja".

Senyumnya yang melentingkan lesung pipitnya sungguh bikin pusing. Gigi gingsulnya membuatnya lain daripada yang lain.

Satu waktu bahkan aku bercanda dengannya ketika ada pertemuan di sebuah hotel, "aku tidak menunggu (menyebut suatu organisasi profesi) tetapi aku menunggu (menyebut suatu organisasi profesi tempat kaki kupu-kupu bernaung)".

Perempuan itu pun tertawa tergelak. "Dirimu kalau merayu, boleh juga".

Satu kecupan manis darinya pada pipi kananku sebelum menginjak gas mobil biru tosca, meninggalkan pertemuan ilmiah tahunan (PIT) organisasi profesinya. Dia supir sekaligus istri dan emak-emak cantik bagi keluarga kami. Wak wak wak.

"Aku memilih dirimu daripada "Sharon Stone". Aku dulu tersihir padamu. Sampai saat ini sihir itu belum hilang. Bahkan sampai maut memisahkan," kataku sambil berbisik.

Matanya pun meredup. Senyum melenting itupun muncul.

Yup,  perempuan berpakaian  one  piece  itu memang berhasil merebut pesona lelaki yang ada di gerai minuman terkenal itu. Yang nulis belum terseret oleh arus pesona paha langsatnya. Kalau yang nulis terseret maka tulisan ini tidak akan jadi karena darah yang nulis menekan ke mana-mana sehingga kemungkinan besar tangan yang nulis tidak lagi bisa menuliskan catatan lapangan di secarik kertas.

Malamnya sebelum tulisan ini dibuat, seorang perempuan setengah tua sama dengan yang nulis, bisa jadi mungkin yang nulis lebih tua dari si perempuan, mengirimkan  screenshot  memperlihatkan paha  host  sebuah acara televisi. Penulis yang memang sudah terbiasa melihat paha menanggapinya biasa saja. Bahkan penulis yang biasa pergi ngaspal lintas Sumatra terkadang malah melihat paha plus pantat dari jalan orang-orang yang ingin buang hajat di sungai.

Terjadi diskusi yang menarik antar teman. Semua berjalan pada kontekstual acara televisi. Dada, paha dan juga keseksian tubuh terbalut ketat apapun merupakan salah satu nilai jual mata. Tentunya acara akan menarik kalau tubuh seksi berbalut itu memiliki kecerdasan logika dan juga nalar yang di atas rata-rata.  "Brain  and  beauty,"  kata orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun