Ada yang aneh di Pilkada ini. Semua orang mengklaim menang. Jadinya siapa yang kalah. Si A menang dengan ... suara. Si B menang dengan ... suara. Si C menang dengan ... suara. Si D menang dengan ... suara. Coba hitung, kalau mereka menang semua, lalu jumlah mata pilihnya kan berkali lipat. Dari mana itu mata pilih.Lah mata pilih di daerah kita saja hanya sekitar ...," kata si tokoh sambil melahap tape goreng.
Semua pun manggut-manggut. Aku yang lambat menghitung dan berusaha untuk mengali pun jadi bingung dengan jumlah mata pilih yang bengkak ini.
Seorang teman nyaut, kemungkinan ada penambahan suara dari daerah luar. "Waduh Bawaslu, Gakkumdu harus diberitahu ini. Bahaya ini. Tidak fair dan demokratis ini," kata si teman.
Aku yang berusaha tenang akhirnya menangkap maksud si tokoh ini. Aku tertawa ngakak. Demikian pula dengan si tokoh. Disambut teman-teman lainnya. Teman yang tadi serius pun akhirnya ikut ngakak.
Kalau semua menang lalu siapa yang kalah. Lah, pencoblosan saja belum. Pengumuman pemenang oleh KPU saja belum.
Sudahlah yok nikmati kopi, teh, pisang goreng dan tape goreng. Gado-gado pun akhirnya aku sikat habis. Akupun naik ke kebun dengan senyum menjelang sore ini.
Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatra