Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dengan Puisi Aku Mengutuk Nafas Zaman yang Busuk

17 Februari 2025   17:47 Diperbarui: 18 Februari 2025   18:42 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Malang (J. Osdar)

LIRIK puisi ciptaan penyair Taufiq Ismail yang dilantunkan sebagai lagu oleh kelompok pemusik dan penyanyi Bimbo tahun 1970-an, berbunyi seperti  berikut.

Dengan puisi aku bernyanyi sampai senja umurku nanti, dengan puisi aku bercinta berbatas cakrawala, dengan puisi aku mengenang keabadian yang akan datang, dengan puisi aku menangis jarum waktu bila kejam mengiris,dengan puisi aku mengutuk nafas zaman yang busuk, dengan puisi aku berdoa perkenankanlah kiranya.

Jelang berakhirnya Sabtu (15/2/2025) di Malang, Jawa Timur, Wakil Ketua Bendahara Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dan penyanyi Fancy Hillary Ransun dan penyanyi SC Mait, dengan lirih melantunkan lagu puitis itu.

Kedua penyanyi asal Tomohon, 25 kilometer selatan Manado, Sulawesi Utara ini mengiringi pembacaan puisi ciptaan penyair asal Sumatera Barat, Taufiq Ismail. Puisi panjang ini diciptakan bulan Juni 1971.

Pembaca puisi ini adalah Najib Salim Attamimi (Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Forum Kiai Kampung 2004 dan Dewan Pakar Partai Golongan Karya), Lusyani Suwandi (salah satu pimpinan Partai Nasdem) dan Yessy Momongan (Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Utara).

Berselingan antara bernyanyi dan bersenandung lagu dengan judul "Dengan Puisi Aku Bernyanyi" SC Mait dan Fancy menebarkan suasana syahdu di udara malam dingin di Malang, Jawa Timur.

Acara baca puisi (bukan deklamasi) dengan iringan lagu pernah populer tahun akhir 1960-an, awal 1970-an sampai kini. Acara pembacaan puisi dimulai oleh budayawan terkenal asal Solo, Jawa Tengah, WS Rendra (almarhum).

Dua hari SC Mait dan Fancy menghafal dan berlatih melantunkan lagu ini.

"Saya baru tahu ada lagu ini hari Kamis (13 Frebuari 2025 ), di rumah kelompok studi dan penelitian Hang Lekir 717, Jakarta Selatan," ujar SC Mait, penyanyi lagu campur sari koplo, pop Indonesia, lagu-lagu Barat lama dan Minahasa tradisional yang telah tinggal di Jakarta sejak tahun 2008.

Pembacaan puisi ini diiringi dengan kelompok musik NJB (Tutut Pristiati, Dody Sambodo, Risa, Diro, Ardian dan Velani).

Hadir di acara malam baca puisi dan lagu ini antara lain Nurulloh (Kompasiana), Wahyu Muryadi (mantan Kepala Protokol Istana Kepresidenan) dan Sri Rahayu (PDI Perjuangan di Malang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun