Mohon tunggu...
Leanita W
Leanita W Mohon Tunggu... -

full-time dreamer!!! a traveler who loves coffee, rain, books, literature, art and writing... :))

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pulang

8 April 2011   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:00 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Piazza San Marco sore itu, kali pertama kulihat dia termangu dengan pandangan mata kosong. Binar mata yang memendarkan bening itu seolah tenggelam di antara ratusan kawanan merpati yang memenuhi lapangan luas di pusat kota Venice.

Mungkin kejadian di malam sebelumnya bisa menjadi jawaban. Namun entahlah, aku juga tidak tahu pasti. Kenyataan bahwa dirinya adalah seorang yang sangat tertutup seolah mementahkan semua. Ada beribu hal yang bisa menjadi alasan.

***

Malam itu, langit Venice menabur pekat. Tak ada bintang yang nampak, mengerjap dan merayu siapapun untuk menarik satu garis yang akan menghubungkan setiap titiknya. Tidak ada Orion yang berdiri angkuh di pinggiran Eridanus.

"Aku tidak mengerti."

"Cuma satu, aku ingin kau membuat sejarahmu sendiri."

Hening. Lebih hening dari setiap perbincangan yang telah berlalu. Ini kali pertama kami berdebat hanya karena perbedaan pandangan.

"Apa salahnya ingin menjadi bagian dari mereka?" Suara itu memecah kebisuan yang memuncah.

Tidak ada, bisikku lirih, tapi kau tidak diciptakan hanya untuk itu.

Dia menatapku lekat. Menuntut penjelasan. Tapi aku lebih memilih mengalihkan pandanganku ke luar jendela.

"Kau harus membuat sejarahmu sendiri." Maksudku, dirinya terlalu kecil jika disandingkan dengan sejarah kebesaran kelompok tersebut. Dia sebenarnya tahu bahwa kelompok itu telah menciptakan sejarah mereka sendiri bahkan sebelum dia datang dan bergabung. Dan dia sama sekali tidak terlibat dalam proses terciptanya sejarah itu. Ada beberapa nama yang dianggap menjadi aktor di belakangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun