Solusi yang ditawarkan Telkom bukan hanya bertumpu pada jaringan, tapi juga menyentuh lapisan manusia sebuah aspek yang kerap diabaikan. Celah keamanan sering kali terjadi bukan karena kerusakan sistem, tetapi karena kesalahan pengguna dalam mengakses tautan berbahaya, menggunakan perangkat tidak aman, atau membagikan informasi pribadi secara sembrono. Oleh karena itu, masyarakat harus terus diedukasi untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
Layanan Cyber Security ini hadir sebagai solusi keamanan digital menyeluruh yang membentengi operasional bisnis dari spektrum ancaman siber yang terus berkembang. Hal ini dijelaskan OVP Enterprise Marketing & Regional Management Telkom, Reni Yustiani. Menurutnya, elalui kolaborasi dengan mitra teknologi global, Telkom Solution mampu memastikan sistem keamanan multi-layered, untuk menjaga data dan informasi pelanggan secara maksimal
Anak perusahaan Telkom seperti Digiserve dan TelkomSigma juga mengambil peran penting. Digiserve menghadirkan Cyber Threat Intelligence yang mampu menganalisis sistem dari luar untuk mendeteksi kelemahan sebelum dieksploitasi. TelkomSigma, di sisi lain, mengintegrasikan layanan seperti Prisma Access Browser dan Web Application and API Protection (WAAP) yang semakin relevan di tengah tren ekonomi berbasis API yang terbuka dan terhubung.
Guardian Cyber Security Telkom Solution, Radian Muhammad, menyebutkan, solusi keamanan siber yang ditawarkan Telkom Solution bersifat saling melengkapi dan tidak terbatas pada lapisan jaringan (network layer), namun juga hingga ke lapisan manusia (human layer).
Ke depan, Telkom Solution berencana menerapkan strategi Defense in Depth, yakni pendekatan berlapis yang menyentuh seluruh aspek keamanan mulai dari fisik, digital, hingga perilaku pengguna. Sistem ini dilengkapi dengan pemantauan real-time dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), seperti analisis video otomatis untuk memantau pergerakan mencurigakan di pusat data. Strategi ini bukan sekadar pencegahan, tetapi upaya proaktif untuk mendeteksi dan menanggulangi ancaman sebelum berdampak lebih besar terhadap masyarakat.
Meski teknologi dan solusi terus berkembang, perlindungan data tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif masyarakat. Kesadaran digital harus dibangun secara kolektif. Mulai dari mengenali tanda-tanda penipuan daring, menggunakan kata sandi yang kuat, tidak sembarangan membuka tautan mencurigakan, hingga melindungi perangkat pribadi dengan antivirus yang memadai.
Di tengah derasnya serangan digital yang bisa terjadi kapan saja, masyarakat Indonesia harus bersatu membangun pertahanan digital yang tangguh. Pemerintah, sektor usaha, penyedia teknologi, dan masyarakat harus bersinergi menciptakan ekosistem digital yang aman, adil, dan berkelanjutan. Karena pada akhirnya, keamanan siber bukan hanya tentang data tetapi tentang melindungi hak, martabat, dan masa depan bangsa.
*) Pemerhati IT
[ed
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI