Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Momentum Presiden Jokowi Mendamaikan Rusia-Ukraina

28 Juni 2022   22:17 Diperbarui: 1 Juli 2022   07:27 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Kompasiana


Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Agaknya perhatian publik Dunia, termasuk Indonesia, terhadap perilaku Rusia terhadap Bangsa, Negara, Rakyat Ukrania mulai surut atau pun mengendor. Platform Medsos, sudah sepi update membela dan mendukung Ukraina ataupun Rusia.

Upaya Rusia merampas seluruh wilayah milik Bangsa Ukraina tampaknya mulai berada di titik jenuh dan kebosanan. Rusia, utamanya Vladimir Putin, salah perhitungan; awalnya berpikir bahwa dalam tempo sebulan, Ukraina berhasil ditaklukkan. Ternyata tidak!

Hanya seperlima wilayah Ukraina yang diduduki; itupun setiap hari mendapat serangan sporadis dari tentara dan milisi Ukraina. Dalam sikon seperti itu, bila perang berkepanjangan, maka tentara Rusia akan mengalami nasib yang sama seperti di Afghanistan.

Sementara itu, Ukraina mempergunakan kesempatan titik jenuh Rusia tersebut, untuk konsolidasi, memperkuat pertahanan, serta membangkitkan semangat Nasionalisme membela Negara dan mengusir penjajah.

Dalam sikon perang seperti itu, agaknya para pemimpin Negara yang (telah) mencoba menjadi juru damai, mengalami jalan buntu. Vladimir Putin, berkeras hati walau sanksi ekonomi telah membuat rakyat Rusia terjepit, menjerit, dan kesulitan.

Ya. Ketika banyak orang mulai tak peduli terhadap konflik yang menjadikan manusia dan kemanusian Rakyat Ukrania terhempas. Tapi, Joko Widodo, Presiden RI, menempuh jalan beda. Joko Widodo mencoba jadi  'Juru Damai.'

Sebelum terbang menuju Jerman untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G7. Presiden Jokowi mengatakan, "Memang upaya ini tidak mudah, tapi kita, Indonesia, akan terus berupaya. Setelah dari Jerman, saya akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden Zelenskyy. Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelenskyy, untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian."

Jujur, saya terharu! Terharu karena keberanian Presiden Jokowi. Ia bukan sekedar Ketua G 20 yang politis dan simbolis, melainkan Sosok Pemimpin. Pemimpin yang concern terhadap perdamaian Dunia dan kesejahteraan kemanusiaan.

Ia pun berusaha agar kemanusiaan yang tercabik-cabik di Ukraina segera dipulihkan dengan penghentian konflik, stop perang, membangun damai dan perdamaian.



Momentum yang Pas

Sebagai Ketua G 20, dan juga Presiden Terpopuler Sejagad, bisa disebut merupakan momentum yang pas dari Presiden Jokowi untuk memperjuangkan perdamain Dunia. Hal tersebut didorong oleh amanat Undang-undang, khususnya Alinea 4 Pembukaan UUD 45, "untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial."

Secara langsung atau tidak, Amanat tersebut, mendorong segenap elemen Bangsa, Negara, Rakyat Indonesia melibatkan diri, diminta atau tidak, berupaya untuk menciptakan dan ketertiban dan perdamaian Dunia. Kini, Presiden RI, Joko Widodo, lakukan hal tersebut. Bahkan, ia adalah pemimpin Asia pertama yang melakukan hal tersebut.

Dan, jika skema perdamaian (ini belum bocor ke Publik Dunia) yang ditawarkan ke Presiden Ukrania dan Rusia, mereka terima dengan lapang dada serta 'menang-menang solusi;' maka telah terbentang jalan lebah yaitu 'Jalan Perdamaian.'

Bisa saja terjadi, kelanjutan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Ukrania dan Rusia gencatatan senjata, penarikan mundur pasukan Rusia, serta adanya pengiriman Pasukan Perdamaian Internasional ke Ukrania, dan lain sebagainya.

Momentum untuk menciptakan Jalan Perdamaian itulah patut didukung secara holistik oleh Dunia Internasional, termasuk Rakyat Indonesia. Sebab, Jokowi tidak menggunakan momentum tersebut sebagai panggung populeritas diri. Tapi semata-mata agar tercipta damai dan perdamaian.

Semoga

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun