Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Kemarin, ketika saya mau publish 'tulisan pendek yang dadakan' sekaligus 'muji' para 'crews' Kompasiana, sempat bingung; bingun mau masukin di Kategori apa.
Naik turun di fitur kategori, tak menemukan 'Kategori Media.' Ke dan di mana kanal tersebut? Ternyata sudah kena degradasi, hilang dan lenyap. Entah apa pertimbangan para Elite Kompasiana, sehingga hapus kategori favorit saya itu.
Bisa dikatakan bahwa, selama ini Kategori Media memang sepi, tapi sangat informatif. Saya selalu melalap artikel di kategori tersebut. Alasannya sederhana, karena di kategori media ada sejumlah informasi baru tentang 'isi perut media.'
Apalagi, Kompasiana dengan platform blog, dalam ranah Ilmu Komunikasi termasuk media non-mainstream ataupun media alternatif, plus jurnalisme publik. Karena di dalamnya ada puluhan ribu, bahkan ratusan ribu, penulis dengan 'tanpa latar belakang pendidikan jurnalistik.'Â
Mereka adalah 'warga yang menulis atau melaporkan' serta berani mengungkapkan opini ke hadapan publik. Bisa dikatakan bahwa Kompasiana adalah salah satu wadah para Jurnalis Opini Publik.Â
Namun, bukan platform blog biasa; karena di Kompasiana tak ada full copy paste, artikel tanpa data, dan tulisan berdasarkan fakta dari hamparan kosong.Â
And, dari seribuan artikel per hari di Kompasiana, yang sanggup mencapai terpopuler hanya sedikit. Itu pun jika rajin share di platform medsos, konten artikel menarik, tren, pas dengan sikon, serta tulisan yang bisa jadi referensi.
Juga, Kategori Media, bisa juga jadi semacam ruang untuk tanggapan kritis terhadap media lainnya, bahkan kepada Kompasiana, Kompas Id, Kompas Com, dan Harian Kompas.
Kategori Media pun, bisa menjadi wadah  informasi kepada publik tentang sejumlah website, blog, situs yang tak benar, phising, penipuan, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, kembalikan Kategori MediaÂ
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini