Penyesatan dan pembohongan publik melalui Medsos tersebut dilakukan secara TSM: Terstruktur, Sistimatis, dan Masif.
Di dalamnya (video, artikel, flyer, dan lain-lain) adalah konten-konten kebohongan dan pengaburan fakta, penyangkalan terhadap kekejian pada era undang-undang darurat; bahkan klaim bahwa terdapat kemajuan ekonomi selama periode yang diistilahkan sebagai tahun-tahun emas Filipina.
Dampaknya Jelas
Rakyat miskin, malas baca, khususnya di daerah-daerah miskin di Filipina, menerima kampanye di Medsos sebagai kebenarah; bahkan yakin bahwa keluarga Marcos punya harta kekayaan di rekening bank luar negeri atau simpanan emas melimpah tersembunyi yang sengaja disimpan dan akan digunakan demi kesejahteraan rakyat Filipina.
###
Kampanye disinformasi pro-Marcos bersumber dari kebohongan, pengaburan fakta, serta mitos, juga didorong kekecewaan publik secara umum oleh kegagalan pemerintah pasca-1986 dalam mendatangkan perbaikan signifikan untuk masyarakat miskin di Filipina.
Bongbong melihat peluang itu sehingga ia mencitrakan dirinya sebagai kandidat untuk perubahan, menjanjikan kebahagiaan, serta persatuan kepada rakyat yang lelah didera polarisasi politik selama bertahun-tahun, pandemi Covid, dan haus perbaikan.Â
Ia menjauhi debat kandidat presiden dan menolak wawancara dengan media. Karena menghindari pertanyaan-pertanyaan soal rekam jejak keluarganya sekaligus mampu mempertahankan ilusi keselarasan, meski jutaan orang menentangnya.
Menolak Lupa: Korupsi, Kolusi, Nepotisme
Korupsi
Korupsi merupakan tindakan seseorang dan kelompok yang menguntungkan serta memperkaya diri sendiri, keluarga, dan juga dan orang-orang dekat. Tindakan itu, dilakukan (secara sendiri dan kelompok) melalui pengelapan dan penyelewengan; manipulasi data keuangan, data jual-beli, dan lain-lain.Â