Eksistensi manusia dan kemanusiaannya serta segala sesuatu yang bertalian denganya, hanya terlihat pada durasi tersebut. Dan, ketika ia, manusia itu, tiada maka yang tersisa adalah sejarah dan tragedi hidup serta kehidupan. Sejarah dan Tragedi tersebut diingat atau pun terlupakan.
Oleh sebab itu, sejumlah warisan tuturan orasi dan narasi dari lintas etnis serta bangsa, sejak masa lalu hingga kini, mempunyai kesamaan nada, yaitu "Bagaimana memperhatikan hidup dan kehidupan; agar selama masih ada kesempatan maka berbuat baik, tunjukan  cinta dan kasih sayang kepada semua orang."
Atau, yang utama dalam hidup dan kehidupan adalah menunjukkan kerterpihakan kepada manusia serta kemanusiaannya.
Waisak, Merayakan Keterpihakan
Sekali lagi, Waisak merupakan perayaan untuk mengingat peristiwa (i) Kelahiran, (ii) Penerapan Agung, (iii) Kematian Sidharta Gautama. Tiga peristiwa Trilogi Hidup dan Kehidupan semua makhluk termasuk anda dan saya.
Mengingat Kelahiran
Benih yang ada dalam tanah atau Bumi serta rahim ibu, (akan) tetap seperti itu jika tidak tumbuh dan dilahirkan. Manusia perlu dilahirkan agar ia atau mereka ada serta eksis.
Sehingga, mengingat kelahiran sebagai ungkapan puja dan puji kepada Sang Pencipta karena Ia memberi kesempatan agar anda dan terlahir serta dilahirkan.
Mengingat, Merawat, meneruskan Penerapan atau Aplikasi.
Semua Makhluk, termasuk manusia, tidak selesai pada waktu ada, tumbuh, terlihat, dilahirkan. Ia atau mereka, harus menghasilkan buah-buah dan citra kebaikan; kebaikan yang tertuju untuk semua dan tanpa batas.
Sehingga segala sesuatu yang dilakukan, manusia, pada durasi antara lahir dan kematian itulah yang menghasilkan keagungan hidup serta kehidupan. Keagungan sesuai ukuran, sikon, dan konteks hidup dan kehidupan tersebut berlangsung atau terjadi.
Mengingat (akan ada) Akhir Hidup dan Kehidupan