Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Warna-warni Kupang

27 September 2018   12:54 Diperbarui: 28 September 2018   07:02 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | Pantai Warna Warni Kupang

Belum 24 Jam tiba di Kupang, 18 September 2018 yang lalu, karena urusan keluarga dan kekeluargaan; salah satu ponakan berkata, " Opa su pi pantai warna-warni Kupang ko;' maksudnya, Opa sudah ke pantai warna-warni atau belum. Saya pun menjawab bahwa, belum pernah ke tempat tersebut. Karena faktanya, hingga akhir tahun 2017,  hanya sedikit warga Kodya Kupang yang tahu keberadaan pantai warna-warni.

Lalu, sejak kapan pantai yang masuk dalam wilayah Kelurahan Oesapa, Kodya Kupang itu menjadi tujuan wisata pantai, yang kini terfavorit di Kodya Kupang?

Lintasan

Berawal dari warga Kodya Kupang yang berasal dari pulau Jawa. Mereka tergabung dalam/di Kontak Kerukunanan Sosial (K2S) Paguyuban (asal pulau) Jawa di Kota Kupang. Sebagai paguyuban warga Kupang asal Jawa, mereka secara berkala melakukan kegiatan-kegiatan budaya di Kupang, sebagai ingatan pada Kampung Halaman dan silahturahmi. Salah satu kegiatan yang K2S Paguyuban Jawa Kota Kupang lakukan adalah perayaan Grebeg Suro atau Tahun Baru Suro 2017.

Pada waktu itu, panitia perayaan Grebeg Suro 2017 K2S Paguyuban Jawa Kota Kupang yang diketuai oleh Poedji Watono, ingin melakukan acara yang akhbar sekaligus memperkenalkan budaya Jawa, khususnya perayaan Satu Suro, ke masyarakat  NTT, utamanya Kota Kupang. Untuk itu, membutuhkan area terbuka yang cukup luas agar bisa menampung banyak orang.

Pilihan mereka adalah hamparan  pantai di Kelurahan Oesapa. Hamparan yang kosong tersebut kemudian ditata dengan aneka umbul-umbul dan tenda untuk kepentingan perayaan Tahun Baru Suro 2017; dilanjutkan dengan sejumlah besar kegiatan budaya  Jawa dan Suku serta Sub-suku di NTT.

Setelah kegiatan perayaan Tahun Baru Suro 2017, ternyata area yang telah tertata itu, tetap menjadi  'tempat ngumpul warga sekitar' untuk melihat terbenamnya matahari (sementara pantai di bagian lain Kodya Kupang, sudah 'hilang' karena tertutup oleh halama Hotel-hotel dan Restauran). Cerita tentang adanya pantai Oesapa pun berkembang, sehingga setiap soreh hingga tengah malam, warga Kupang yang kehilangan pantai tersebut, datang ke Oesapa untuk menikmati terbenamnya matahari serta dinginnya kesegaran dan dinginnya angin laut Teluk Kupang.

Animo warga Kupang tersebut, juga menjalar ke kota-kota sekitar, sehingga hari, soreh hingga subuh, pantai Oesapa selalu ramai. Karena itu, K2S Paguyuban Jawa di Kota Kupang, memulai dengan membangun kafe tenda (dengan atap payung yang warna warni) di sekitar bibir pantai, untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.

Adanya kafe tenda warna-warni itulah, yang kemudian menjadi  nama Pantai Warna-warni Kodya Kupang. Tapi, area tersebut masih 'dimiliki' oleh K2S Paguyuban Jawa Kupang.  Pada perkembangan kemudian. K2S Paguyuban Jawa Kupang menilai bahwa Pantai Warna-warni mampu destinasi wisata (pantai) utama di Kota Kupang, oleh sebab itu perlu perawatan dan penaatan lebih baik. Oleh sebab itu, lebih tepat jika Pantai Warna-warni diserahkan tata kelolanya kepada Pemda Kodya Kupang.

Pemda Kodya Kupang menyambut dengan terbuak; sehingga pada Jumat, 29 Desember 2017, secara resmi K2S Paguyuban Jawa Kupang menyerahkan Pantai Warna-warni ke Pemda Kodya Kupang.

Dokpri | Opa Jappy Menanti Senja di Pantai Warna-warni Kupang
Dokpri | Opa Jappy Menanti Senja di Pantai Warna-warni Kupang
Selanjutnya

Kini, pantai warna-warni semakin diminati warga Kupang dan sekitarnya; bahkan sejumlah turis asing yang mampir di Kupang, ikut menikmati senja dan malam hari di situ.

Pantai warna-warni telah berkembang menjadi destinasi favorit; lalu, bagaimana selanjutnya?

Pantai Warna-warni, bisa dikatakan sudah memenuhi syarat sebagai destinasi wisata pantai. Sebab, mudah di akses, tidak jauh dari pusat kota, memiliki hamparan pasir yang lebih dari tiga kilo meter, gelombang laut yang tenang dan relatif bersih, dan luas pandangan ke cakrawala dan laut lepas tanpa terhalangi apa pun.

Namun, di balik kelengkapan tersebut, berdasar pengamatan saya, pengelola Pantai Warna-warni perlu menambahkan beberapa fasilitas pendukung lainnya. Misalnya,

  • Penataan area sisi jalan (sebelah daratan) di area pohon Lontar; misalnya menanam rumput atau pun merapikan batu-batu karang yang sehingga menjadi area parkir.  Pada area ini, tidak perlu ada tenda atau pun kafe tenda, dan tetap menjadi area terbuka; dan sewaktu-waktu bisa menjadi titik evakuasi atau pun pendaratan helikopter
  • Penambahan tenda untuk Penjaga Pantai atau pun P3K, sebagai tindakan medis awal atau pertama jika terjadi 'kecelakaan kecil' di pantai dan gangguan kesehatan mendadak
  • Perlu ada petugas pembersih area pasir, yang selalu siaga membersihkan sampah pada area pasir; bak sampah besar untuk menampun sampah
  • Penambahan toilet umum (berbayar dan gratis)
  • Penataan bentuk tenda kafe dan fasilitas meja/kursi (pantai) di dalamnya; serta cara mereka melayani tamu
  • Penjaga keamanan resmi dari Pemda; atau bahkan ada semacam Pos Polisi, yang mudah terlihat oleh pengunjung

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Itulah Pantai Warna-warni Kupang; jika ada di situ, serasa ada di salah satu pantai di Bali.

Jadi, "Su pi di Pante Warna-warni ko?" Kalo Balom, na Be bilang sang lu, "Basong datang ko lia Matahari tanggalam dari Pante Warna-warni. Pung Bagus lai."

Opa Jappy | Lagi di Kupang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun