Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oposisi Membisu

14 Mei 2018   21:18 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:09 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi INDONESIA HARI INI

Tentang Oposisi

Oppnere (Latin artinya menentang, menolak, melawan, menanti posisi, tersimpan); Opponere diinggriskan menjadi Opposition. Opposition (dan juga out of position) sederhananya adalah oposisi serta 'ada di luar posisi;' bisa juga bermakna sesuatu, seseorang, kelompok yang baik berada di luar. 

Posisi atau berada di luar tersebut sebagai 'simpanan' atau 'cadangan' untuk menempati serta ditempatkan pada/di/dalam posisi sesuai kebutuhan. Jadi, sebetulnya oposisi tidak bermakna negatif atau pun sesuatu yang tak membangun.

Oposisi Politik

Entah sejak kapan kata 'oposisi' hanya terpakai, terpaksa, dipergunakan, dimaknai, serta dihubungkan dengan ranah politik. Padahal, secara sederhana, politik berarti seni pemerintah memerintah; ilmu memerintah; cara pengusaha menguasai. Politik tidak lagi terbatas pada seni memerintah agar terciptanya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat polis; melainkan lebih dari itu. 

Politik juga merupakan kegiatan (rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi) yang dilakukan politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain ataupun kelompok, sehingga pada diri mereka (yang dikuasai) muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas (walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu).

Dalam frame politik itulah, maka oposisi dimaknai sebagai kelompok (utamanya Politisi dan Partai Politik di Parlemen) yang tidak memiliki kekuasaan dan kedudukan di Pemerintah dan Pemerintahan (misalnya di Kabinet). 

Kemudian, oposisi hanya dimaknai sebagai orang, kelompok, Politisi, dan Parpol yang menentang dan mengkritik pendapat, kebijaksanaan, dan kebijakan politik pemerintah. Dengan itu, oposisi mengalami 'pengkerdilan' makna sebagai sikap asal kritik, menentang, dan melawan kebijakan pemerintah.

Oposisi yang Cerdas

Jika oposisi hanya dimaknai sebagai orang, kelompok, Politisi, dan Parpol yang menentang dan mengkritik pendapat, kebijaksanaan, dan kebijakan politik pemerintah; serta sebagai politisi asal kritik, yang penting menentang dan melawan kebijakan pemerintah, maka adakah 'opisisi yang cerdas' atau, adakah Politisi dan Parpol Oposisi yang cerdas sekaligus bermartabat?

Bisa! Belajar dari keberadaan Politisi dan Parpol Oposisi diberbagai Negara, maka jelas bahwa mereka, walau menempatkan diri sebagai oposan pemerintah, namun tidak asal kritik, menentang, dan melawan kebijakan pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun