Sekitaran Universitas Indonesia, Depok--Langsung saja, tanpa prolog.
Menurut saya, karena ikuti para pendahulu di Dunia Tulis Menulis, menulis, kini tepatnya mengetik, adalah seni mengungkapkan pikiran atau apa yang dipikirkan melalui tulisan. Sama halnya dengan berhomoli/a, berfilsafat, berfilosofi, yang pada dasarnya adalah seni mengungkapkan pikiran melalui kata-kata atau  orasi dan narasi
Menulis juga merupakan suatu proses pengosongan; ketika menulis terjadi proses pengosongan hati (hati sang penulis). Sehingga pada waktu selesai menulis, terjadi kelegaan dan keluasan hati, pikiran, dan sikon hati, tubuh, roh, dan jiwa.
Selain itu, menulis bisa juga merupakan iklan diri yang murah meriah karena anda dan saya bisa terkenal dan dikenal Dunia. Terkenal karena berhasil mengedukasi serta mencerahkan publik. Bahkan bisa juga terkenal karena berhasil membangun serta menyebatkan benci, kebencian, kerusuhan sosial, dan lain sebagainya.
Menulis, termasuk membuat komentar di bawah artikel, bisa juga merupakan ungkapan permusuhan, amarah, dan hal-hal yang tak bertabat lainnya. Hal inilah yang dilakukan oleh Kinan Lambong dengan link http://www.kompasiana.com/kinanlambong. Saya tak kenal siapa dia; namun-komentar tak beretikanya, di kolom komentar artikel saya, sudah saya hapus. Sebab, daripada dibaca publik, maka lebih baik, dihapus.
Oleh sebab itu, melalui tulisan ini, saya memberi peringatan terakhir kepada Kinan Lambong.
Peringatan yang sama juga diberikan kepada Goenawan dengan url https://www.kompasiana.com/fxjawi; anda 'lawan' tulisan saya dengan artikel anda. Jangan kotori kolom  komentar artikel saya dengan sumpah serapah anda. Jika anda  berpendidikan, maka pahami lah.
Jika kalian berdua masih berkomentar tak bermartabat di kolom komentat artikel saya, maka saya akan lakukan langkah dan tindakan hukum sesuai Undang-undang berlaku di NKRI.
Opa Jappy
Pendiri Lembaga Edukasi dan  Advokasi Publik INDONESIA HARI INI.
