Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Membutuhkan Nilai-nilai Pancasila

25 Mei 2016   17:44 Diperbarui: 1 Juni 2020   11:39 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kanal IHI

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, di kompas.com, 25 Mei 2016, menyatakan bahwa, "Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menyiapkan rancangan peraturan presiden tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Selanjutnya, setiap tanggal 1 Juni akan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hingga kini, rancangan perpres yang mengatur hal itu tersebut masih difinalisasi. Presiden akan segera menandatangani jika draf perpres selesai.

Presiden Jokowi tak hanya menginginkan Pancasila dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi juga benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di berbagai aspek kehidupan. Pancasila, diharapkan benar-benar dilakukan dalam laku seluruh bangsa Indonesia dan menjadi nyata hasilnya untuk masa depan Indonesia yang sejahtera." [kompas.com]

Selanjutnya, baca Suplemen [di bawah]

Menarik, Sudah sekian puluh tahu, agaknya bangsa ini mulai menyadai bahwa lahirnya Pancasila patut menjadi sesuatu yang harus dingat dan mungkin saja akan "dirayakan" sebagai Peringatan Kelahiran Idiologi Bangsa dan Negara. Idiologi yang sarat dengan nilai-nilai luhur di dalamnya; dan jika dilakukan dengan konsisten, baik, dan benar, maka bangsa dan rakyat di Nusantara menjadi lebih baik dari sekarang ini. 

Upaya dalam rangka menjadikan 1 Juni sebagai Hari Libur Nasional yang dihubungkan dengan kelahiran Pancasila, agaknya telah dilakukan oleh pemerintah dan sejak lama terjadi. Dan itu, mendapat sambutan baik dari berbagai pihak.  Bankan, Megawati SP, sebelumnya juga Taufik Kiemas, paling menagih janji Presiden Jokowi, mengenai "jadikan 1 Juni sebagai haril libur Nasional."

Ok lah 

Tapi, menurut saya, apakah memang 1 Juni sebagai hari Libur Nasional, adalah kebutuhan mutlak bangsa ini dalam rangka mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada  seluruh aspek hidup dan kehidupan setiap hari!? 

Bukankah lebih penting tiap pribadi orang Indonesia, semua elemen bangsa, segala lapisan serta srata sosial, dengan kebersamaan melaksanakan nilai-nilai-nilai Pancasila. Jika hal penting tersebut, yang menjadi tujuan, maka bukan karena adanya hari libur pada 1 Juni, namun adanya proses (ulang) mengedukasi masyarakat. Tentu, bukan dengan pola-pola "in-dokrin" seperti penatararan P 4 pada masa lau, melainkan meberi pemahaman, wawasan, motivasi, sehingga dengan penuh kesadaran, tanpa pakasaan siapa pun, melaksankan nilai-nilai luhur dalam Pancasial. 

Selain itu, apa sich pentingnya  1 Juni sebagai Hari Libur Nasional, jika tanpa muatan, penghayatan, pelaksanaan nilai-nilai Pancasila pada seluruh aspek hidup dan kehidupan!?   Jika tak ada pentingnya, maka 1 Juni, akan menjadi hari libur biasa dan tanpa makna; ia akan dipakai sebagai waktunya rekreasi dan istirahat.  Publik akan bersyukur bahwa, satu haru bertambah baginya untuk rehat dari segala kegiatan kerja yang melelahkan. 

Jadi, ada baiknya, sebelum pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Libur Nasional, maka kembalikan lah Tap II MPR 1978, sebagai "materi ajar di semua jenjang pendidikan;" dalam arti, kembali, mengedukasi publik tentang pentingnya Pancasila sebagai idiologi bangsa, 

 

Salam Indonesia Raya

Opa Jappy | Mantan Penatar P4

===


SUPLEMEN

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa, 36 BUTIR-BUTIR PANCASILA/EKA PRASETIA PANCA KARSA

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

  1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
  3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
  4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

  1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. SILA PERSATUAN INDONESIA

  1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
  4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
  5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

  1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
  2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
  5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
  6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

  1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
  2. Bersikap adil.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak-hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak bersifat boros.
  8. Tidak bergaya hidup mewah.
  9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
  10. Suka bekerja keras.
  11. Menghargai hasil karya orang lain.
  12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Opa Jappy


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun