Mohon tunggu...
Melsa Oktapiansyah
Melsa Oktapiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Nusa Putra

Hello! I am Melsa Oktapiansyah, five semester law student at Nusa Putra University. I have a strong interest in journalism, especially presenting. I have good communication and presentation skills, as well as critical thinking and analytical skills. I have good teamwork skills and am able to adapt quickly.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN Universitas Nusa Putra Gagas Program MARIPOSA untuk Cikarae Sinergi (Bangun Generasi, Siaga Bencana, Nutrisi Terpenuhi, Ekonomi Berdikari)

26 Juli 2025   00:20 Diperbarui: 26 Juli 2025   00:38 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Cikarae Thoyyibah, Sukabumi - Upaya membangun desa yang cerdas, sehat, dan berdaya saing terus digencarkan mahasiswa Universitas Nusa Putra melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada Juli 2025, kelompok 26 menginisiasi Program MARIPOSA (Mari Peduli Sosial dan Asa) sebagai wujud pengabdian masyarakat Desa Cikarae Thoyyibah, Kecamatan Cikidang.  Program MARIPOSA dirancang sebagai model pendidikan holistik yang memadukan penguatan nilai moral, edukasi kesehatan, dan pengembangan kreativitas lingkungan hidup bagi anak-anak desa. Hal ini dilakukan sebagai respons atau kondisi lapangan, di mana banyak anak-anak di desa ini masih membutuhkan pendampingan Calistung (membaca, menulis, berhitung), pembinaan etika, serta edukasi kesehatan keluarga terutama terkait stunting yang masih menjadi tantangan nasional.

Kegiatan diawali dengan observasi dan koordinasi yang melibatkan kepala desa, guru-guru SDN Gunung Sari, Kader Kesehatan, hingga tokoh masyarakat. Selain itu, pada 8 Juli 2025 diadakan sosialisasi program di balai desa yang dihadiri 28 orang tua. Di momen ini, tim KKN menjelaskan rencana pendampingan belajar, pembagian kelompok, hingga penyuluhan pencegahan stunting. Kegiatan utama MARIPOSA dilaksanakan mulai 9 Juli dengan pembukaan resmi oleh kepala desa Cikarae Thoyyibah. Hari pertama diisi dengan penyuluhan stunting oleh kader kesehatan lokal yang memberikan pemahaman praktis tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. Orang tua diajak aktif bertanya dan menyusun rencana pola makan keluarga.

Gambar 2. Penyampaian Materi Stunting oleh Ibu Kader Kesehatan
Gambar 2. Penyampaian Materi Stunting oleh Ibu Kader Kesehatan

Hari berikutnya, pendampingan belajar dimulai. Anak-anak kelas I-III SDN Gunung Sari diajak belajar Calistung melalui metode bermain, bercerita, dan bernyanyi. Untuk kelas IV-VI, fokus diarahkan pada pembinaan akhlakul karimah melalui diskusi, role play, serta games etika sederhana. Sementara siswa SMP mendapatkan materi edukasi seks-pra nikah, bahaya narkoba dan kenakalan remaja yang dibawakan secara interaktif. Tak hanya belajar di kelas, anak-anak juga dilibatkan dalam aktivitas menggambar dengan tema keindahan alam sekitar untuk memupuk kecintaan pada lingkungan. Usai menggambar, peserta makan bersama dengan menu gizi seimbang sebagai praktik langsung dari materi penyuluhan. Keseruan berlanjut dengan kegiatan jelajah alam, di mana anak-anak diajak mengenal potensi alam desa, belajar menjaga kebersihan, hingga menanamkan rasa tanggung jawab pada lingkungan.

Gambar 3.  Jelajah Alam
Gambar 3.  Jelajah Alam

Sebagai bentuk keberlanjutan, tim KKN juga mendampingi kegiatan bimbingan belajar di PAUD Matahari, SDN Gunung Sari, Hingga MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA Baiturrahman. Tujuannya membantu siswa berdaptasi dengan kebiasaan belajar, memupuk minat baca, dan meningkatkan kepercayaan diri menghadapi tahun ajaran baru. Program ini tidak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi peserta, tetapi juga memicu keterlibatan aktif orang tua, guru, dan warga desa. Antusiasme anak-anak terlihat dari semangat mereka mengikuti seluruh rangkaian, aktif berdiskusi, serta memulai membiasakan pola hidup sehat dan mendukung proses belajar anak di rumah.

Gambar 5. Bimbingan Belajar
Gambar 5. Bimbingan Belajar

"Program MARIPOSA menjadi bukti nyata bahwa sinergi mahasiswa, pemerintah desa, kader kesehatan, guru, dan orang tua dapat mewujudkan pengabdian yang relevan, kontekstual, dan berkelanjutan. " tutup Fakhry Maulana Munandar_Ketua Pelaksana.

LAMPIRAN

Gambar 6. Peserta MARIPOSA
Gambar 6. Peserta MARIPOSA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun