Bisnis jualan seblak juga sungguh membuat terbelalak. Â Sebagian besar pelakunya adalah para mahasiswa atau anak-anak muda bahkan para ibu rumah tangga. Â Sebut saja Seblak Ratih di Padalarang yang mampu meraih omzet 800 ribu setiap minggu.Â
Ada juga Kedai Reumbay di Kabupaten Sukabumi yang mengaku dapat meraih omzet 4 juta per hari! Â Rahmi Apriani, berusia 23 tahun seorang jebolan Komputerisasi Akutansi Universitas BSI telah menjalankan bisnis seblaknya dan mampu mempekerjakan lima orang karyawan. Â Berawal dari bisnis kecil-kecilan bermodal 30 ribu rupiah bersama teman-teman kuliahnya saat itu, hingga berkembang menjadi sebesar sekarang.
Ada juga  Ivan Taufik Iskandar (34) seorang ASN di Kabupaten Majalengka bahkan bertindak out of the box.  Resign sebagai ASN, kemudian berbisnis seblak dan sudah mempunyai empat buah kafe.  Seblak Cakar Naga miliknya telah menancapkan tagline Jagoan Seblak. Setelah berkarir selama 7 tahun 11 bulan di Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka dengan jabatan terakhir Kasubag di Setda Majalengka, Ivan mengaku sangat ingin mencurahkan energinya untuk melakukan hal yang paling disukainya yaitu berbisnis kuliner.  Pilihannya pada seblak mengantarnya meraih pencapaian-pencapaian besar.Â
Jadi bagaimana? Â Tertarik jadi orang Sunda? Sedang pendekatan atau malah sudah hidup bersama orang Sunda? Makan seblak dulu atuh, biar lebih nyunda.