Mohon tunggu...
Moh Suharsono
Moh Suharsono Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Blogger || Amateur Photography || Cantrik Sinau Blog : http://onosembunglango.net/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Holding BUMN Lebih Dulu Dilakukan oleh Industri Semen Indonesia

7 Desember 2017   20:18 Diperbarui: 7 Desember 2017   20:33 4083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber FMB9 dalam dialog dengan tema Holding BUMN (dokpri)

Holdingisasi istilah apalagi ini? Berbagai macam istilah itu merupakan kekayaan perbendaharaan bahasa. Namun juga perlu memaknai apa yang dimaksudkan dari istilah tersebut. Agar pembaca ataupun yang mendengarnya memahami secara benar apa maknanya itu. Apalagi istilah yang keluar dari sumber pemerintahan yang menjadikan peraturan dalam menjalankan suatu instrument pembangunan seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selasa, 5 Desember 2017 lalu, saya kembali mendapat kesempatan kedua kalinya mengikuti kegiatan Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Kominfo ruang Roeslan Abdul Gani. Kali ini tetap pada tema yang sama menyangkut issu BUMN. Yang pada saat ini mencuat kembali istilah Holdingisasi BUMN sebagai kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam membenahi sektor BUMN.

Wianda Pusponegoro
Wianda Pusponegoro
Menyoal Holdingisasi Ibu Wianda Pusponegoro Sebagai Staf Khusus Kementerian BUMN menyampaikan hal tersebut dalam forum ini. Beliau menyampaikan sederhananya begini, bahwa holding BUMN dalam rangka menyatukan usaha di sektor yang sama dalam satu induk usaha. Seperti yang baru-baru ini dilakukan pada Inalum dan Antam yang melakukan Holdingisasi dengan membentuk membangun pabrik Smelter Grade Alumina di Mempawah Kalimantan Barat.

Holdingisasi juga bukan yang pertama kali dilakukan oleh BUMN seperti Inalum dan Antam. Holding BUMN dahulu bahkan pertama kali dilakukan oleh PT Semen Indonesia di mulai pada tahun 1995. Dan hingga kini masih berjalan dengan pola tersebut. Hal ini di paparkan oleh Bapak Agung Wiharto sebagai Corporate Secretary PT Semen Indonesia. Beliau memaparkan pula cerita singkat proses holdingisasi di PT Semen Indonesia yang terjadi setelah Holdingisasi dilakukan hingga tahun 2015.

Agung Wiharto
Agung Wiharto
Bahwa pada dasarnya Holding BUMN adalah terkait dengan proses dan ego para pengusaha. Hal tersebut di alami oleh PT Semen Indonesia di awal holdingisasi berjalan. PT Semen Indonesia mengalami Messed Up di tahun periode 1995-2005 yang artinya kegagalan.  Seperti diantaranya :
  • Lack of communication (SG berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa melalui meode akuisisi kepemilikan saham
  • Local sentiment
  • Terjadi gerakan penolakan yang sangat masif dari internal maupun eksternal perusahaan yang meuntut  Spin Off
  • Secara korporasi terjadi : lack of trust, tidak adayany tranparansi informasi, situasi tidak kondusif, kinerja menjadi buruk.
  • Kegagalan penyusunan laporan keuangan konsolidasi: terjadi karena dua hal: Pertama opini akunta mulai adverse, disclaimer, dan qualified. Kedua suspend saham perseroan di pasar modal.
  • Harga saham jauh dibawah enterprise value.

Transformasi Korporasi Semen Indonesia
Transformasi Korporasi Semen Indonesia
Latar belakang holding Semen (Gresik) Indonesia
Latar belakang holding Semen (Gresik) Indonesia
Lalu di fase kedua terjadi proses Corporate Strategy dimulai tahun 2006 hingga 2012. Disinilah mulainya konsolidasi leadership position yang membuat efisiensi dan synergi terjadi.  Dengan kata lain para pengusaha mulai mengendorkan ego untuk membangun komunikasi demi efisiensi dan kebaikan mereka sendiri. Di mulailah  corporate restruckturing, capacity optimization, brand equity strengthening, customer value proposition, competitive advantage, product development, capacity management, lalu power plant management.

pembentukan holding sektoral BUMN
pembentukan holding sektoral BUMN
Kemudian di fase ketiga Kinerja Semen Indonesia di mulai dari 2005-2014 terus mengalami peningkatan yang cukup baik. Setelah melakukan perubahan-perubahan dengan merubah Nama Perusahaan berfungsi Holding Strategis. Juga pendirian perusahaan baru sebagai perusahaan operating.

Yang menarik dari perjalanan Holdingisasi PT Semen Indonesia adalah proses dari awal dalam menciptakan komunikasi yang baik demi kebaikan bersama. Hal ini di akui oleh Agung Wiharto bahwa PT Semen Indonesia bukan yang terbaik dari sekian banyak BUMN di Indonesia ini. Namun perjalanan Holding BUMN ini dapat sekiranya menjadi rujukan bagi BUMN-BUMN yang akan segera atau sudah melakukan Holdingisasi baru-baru ini.

Nah akan seperti apakah holding BUMN pada perusahaan-perusahaan negara yang lain? Akan kah mengalami proses yang sama seperti halnya PT Semen Indonesia. Atau berjalan mulus saja tanpa hambatan dan tantangan di lapangan yang berbeda antar industri satu dengan lainnya.

Isa Rachmatawarta
Isa Rachmatawarta
Dalam Forum Merdeka Barat 9 kali ini juga hadir Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta.Dengan memahami bahwa BUMN adalah agen pembangunan nasional  diharapkan kinerja BUMN sesuai amanah konstitusi. Dan mampu melebur dalam Holding BUMN agar menjadi BUMN yang mumpuni secara keuangan dan pelayanan publiknya. Melalui Holding BUMN sejenis semoga mampu meningkatkan kapasitas dari masing-masing SDM  di anggota holding BUMN dengan cara rotasi organis di sekitar mereka.

Tata kelola yang baik yang menyertai semoga juga mampu membangun dan meningkatkan daya saing BUMN  di dunia Internasional.

Demikian salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun